Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) ingin menjadikan Indonesia sebagai hub dari pasar amonia dunia, sehingga Pupuk Indonesia serius untuk mengembangkan Ammonia hijau di Indonesia.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan guna menjadikan Indonesia sebagai hub dari pasar ammonia dunia, ada beberapa hal yang harus dilakukan, di mana yang pertama dan yang paling penting adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM).
"Untuk mencapai target yang optimal, tentu perusahaan perlu memiliki SDM yang andal. Untuk itu, penguatan SDM perlu selaras dengan pengembangan sisi infrastruktur, pasar, dan komersilnya," kata Gusrizal lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Gusrizal menyampaikan hal itu dalam acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF).
Gusrizal juga berharap, adanya dukungan dari pemerintah dengan memberi insentif.mengingat pengembangan ammonia bersih atau clean amonia juga merupakan bukti nyata untuk mendukung program transisi energi dari pemerintah untuk menuju Net Zero Emission di 2060.
"Kita harus mendapatkan dukungan dari pemerintah, kita sudah berbicara tentang insentif subsidi karena ini adalah produk baru jadi kami membutuhkan dukungan dari pemerintah. Tapi ini adalah kunci dari kesuksesan ini," ujar Gusrizal.
Sementara itu, General Manager of Methanol & Ammonia, Mitsui & Co Ltd Konichi Asano mengatakan, Indonesia memiliki daya tarik sendiri bagi para investor untuk mengembangkan Clean Ammonia.
Indonesia sudah memiliki rencana yang jelas dalam pengembangan Ammonia di tanah air.
Mengutip peta jalan Pupuk Indonesia, produksi ammonia hijau direncanakan mencapai 0,99 juta ton, amonia biru mencapai 2,15 juta ton pada 2030. Sedangkan produksi amonia abu-abu (bahan baku pupuk) sebesar 7 juta ton.
Kemudian target produksi amonia biru pada 2040 bertambah lagi menjadi 3,46 juta ton, amonia hijau masih 0,99 juta ton, dan amonia abu-abu 7 juta ton.
Sedangkan pada 2050, produksi amonia bersih diperkirakan bisa mencapai sekitar 7 juta ton, meliputi amonia biru menembus 3,56 juta ton serta amonia hijau naik menjadi 3,4 juta ton.
"Di Indonesia bukan saja hanya Ammonia biru tapi juga ammonia hijau meningkatkan kesempatan kita untuk berinvestasi dan saya rasa permintaan teruntuk Ammonia hijau dan biru akan meningkat apalagi di Asia dan tentunya secara global," ucapnya.
Chief Technology Officer & Fuels Maersk Mc-Kinney Moller Center for Zero Carbon Shipping Denmark Torben Norgaard mengatakan, peluang untuk meraup pasar Ammonia dunia sangat besar. Asalkan, ada perbaikan dari sisi nilai rantai pasoknya.
"Rantai nilai pasokan itu kemudian bisa akan mencapai skala yang diinginkan dan kemudian bisa mandiri dan berkompetensi dengan alternatif-alternatif," ujar Norgaard.