IDI Lampung: Integraskan layanan publik dan vaksinasi untuk tingkatkan cakupan

id Vaksinasi Lampung, tingkatkan vaksinasi, cakupan vaksinasi lampung

IDI Lampung: Integraskan layanan publik dan vaksinasi untuk tingkatkan cakupan

Ilustrasi- Vaksinator di Kota Bandarlampung tengah melakukan vaksinasi di ruang publik. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Saat ini untuk melihat status vaksinasi masyarakat cukup dilihat dari NIK, jadi dengan adanya integrasi layanan publik dengan pelaksanaan vaksinasi dapat meningkatkan cakupan vaksinasi pertama hingga booster, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Lampung menyarankan untuk mengintegrasikan sejumlah layanan publik dengan pelaksanaan vaksinasi guna meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19.

"Saat ini memang kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam vaksinasi terutama booster mulai menurun, jadi perlu didorong lagi seperti yang sudah terlaksana saat ini dengan menerapkan wajib vaksin bagi pelaku perjalanan," ujar Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Lampung dr Boy Zaghlul Zaini, saat dihubungi di Bandarlampung, Senin.

Ia menjelaskan, dalam meningkatkan cakupan vaksinasi perlu pula dilakukan integrasi sejumlah kebijakan atau layanan publik dengan pelaksanaan vaksinasi.

“Mungkin untuk meningkatkan cakupan vaksinasi perlu diintegrasikan dengan layanan publik. Seperti yang telah dilakukan di beberapa tempat yaitu untuk mendapatkan bantuan sosial harus menunjukkan hasil vaksinasi, dan bisa saja disiapkan lokasi vaksinasi di sana ,adi masyarakat mendapatkan dua manfaat pertama vaksin, kedua bantuan sosial,” kata dia.

Ia mengatakan, dapat pula kebijakan vaksin disandingkan dengan kepengurusan layanan publik lainnya seperti pembayaran pajak kendaraan, sebab upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menambah cakupan vaksinasi untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.

“Saat ini untuk melihat status vaksinasi masyarakat cukup dilihat dari NIK, jadi dengan adanya integrasi layanan publik dengan pelaksanaan vaksinasi dapat meningkatkan cakupan vaksinasi pertama hingga booster. Sebab ini jadi syarat menuju endemi yang dilengkapi dengan penerapan protokol kesehatan,” tambahnya.

Menurut dia, untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 pemerintah daerah bersama dengan instansi terkait ataupun kelompok harus ikut serta mengeleminir pola pikir masyarakat yang kini enggan untuk divaksin.

“Saat ini banyak orang yang berfikir ini bukan urusan saya tidak divaksin tidak apa karena sudah sehat, pemikiran seperti ini yang harus dieleminasi dengan edukasi pentingnya vaksinasi, lalu memberi tahu peran masyarakat itu penting dalam membantu mengentaskan penularan COVID-19 yang saat ini masih ada meski kasusnya menurun,” ucap dia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Senin (10/10) dari total sasaran vaksinasi di Lampung sebanyak 7.558.816 orang, cakupan vaksinasi dosis pertama sebanyak 81,57 persen atau 6.166.072 orang sudah dapat vaksin.

Sedangkan untuk vaksinasi kedua 64,90 persen atau sebanyak 4.905.496 orang yang sudah di vaksin, dan untuk dosis ketiga atau booster pertama 19,36 persen bila dikonversi ada 1.463.025 orang yang divaksin, serta vaksinasi booster kedua 26,44 persen atau 39.993 orang.