Sudah ada 138 kasus Omicron dan dua di antaranya transmisi lokal
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mencatat ada dua penambahan kasus transmisi lokal COVID-19 varian Omicron di Surabaya, Jawa Timur, sehingga total kasus Omicron di Indonesia saat ini mencapai 138 yang terdiri atas 135 kasus impor dan tiga kasus transmisi lokal.
"Yang terbaru adalah dua orang warga Surabaya, diketahui keduanya habis berlibur ke Pulau Bali bersama keluarga besar," ujar Juru Bicara Vaksinasi kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi melalui siaran pers, Jakarta, Ahad.
Kondisi dua pasien tersebut sudah tertangani dengan baik. Keduanya sudah dievakuasi dan dilakukan isolasi di rumah sakit.
"Kondisinya tanpa gejala," kata Nadia.
Pemerintah selalu memantau peningkatan risiko penularan COVID-19 baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memantau terutama jika muncul potensi kluster baru.
Hal ini dapat mempercepat investigasi dan penilaian apakah ada keterkaitan dengan varian baru Omicron atau tidak.
Nadia menambahkan varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi dengan risiko sakit berat yang rendah.
Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.
Untuk itu upaya pencegahan dan pengendalian harus tetap berjalan.
"Dengan ditemukannya lagi kasus transmisi lokal ini, pemerintah kembali mengingatkan dan meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Hindari kerumunan dan juga selalu memakai masker. Mari kita ajak saudara-saudara kita yang belum untuk segera divaksinasi," ujar Nadia.*
"Yang terbaru adalah dua orang warga Surabaya, diketahui keduanya habis berlibur ke Pulau Bali bersama keluarga besar," ujar Juru Bicara Vaksinasi kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi melalui siaran pers, Jakarta, Ahad.
Kondisi dua pasien tersebut sudah tertangani dengan baik. Keduanya sudah dievakuasi dan dilakukan isolasi di rumah sakit.
"Kondisinya tanpa gejala," kata Nadia.
Pemerintah selalu memantau peningkatan risiko penularan COVID-19 baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memantau terutama jika muncul potensi kluster baru.
Hal ini dapat mempercepat investigasi dan penilaian apakah ada keterkaitan dengan varian baru Omicron atau tidak.
Nadia menambahkan varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi dengan risiko sakit berat yang rendah.
Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.
Untuk itu upaya pencegahan dan pengendalian harus tetap berjalan.
"Dengan ditemukannya lagi kasus transmisi lokal ini, pemerintah kembali mengingatkan dan meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Hindari kerumunan dan juga selalu memakai masker. Mari kita ajak saudara-saudara kita yang belum untuk segera divaksinasi," ujar Nadia.*