Itera bahas potensi bencana longsor di Provinsi Lampung

id Lampung, itera

Itera bahas potensi bencana longsor di Provinsi Lampung

Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Teknologi Kebumian dan Mineral Itera mengadakan webinar yang bertajuk “Potensi Bencana Longsor di Provinsi Lampung, Khususnya di Sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)." Antaralampung/HO-Itera

...dari 34 provinsi di Indonesia, Lampung memiliki potensi bencana yang paling lengkap

Bandarlampung (ANTARA) - Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Teknologi Kebumian dan Mineral Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan webinar yang bertajuk “Potensi Bencana Longsor di Provinsi Lampung, Khususnya di Sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)."

Acara yang dihadiri sekitar 150 orang tersebut dibuka oleh Kepala Lembaga Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Itera Acep Purqon, yang dalam sambutannya mengapresiasi kepada seluruh Purino atas usaha kerasnya untuk percepatan teknologi di Itera dan Sumatera.

Acep juga menjelaskan dari 34 provinsi di Indonesia, Lampung memiliki potensi bencana yang paling lengkap.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Purino Teknologi Kebumian dan Mineral Dicko Rizky Febriansanu menyampaikan bahwa bencana longsor memberikan dampak negatif bagi masyarakat, oleh karena itu webinar ini menjadi sangat menarik supaya kita bisa mengenali potensi bencana tanah longsor agar dapat meminimalisir dampak dari bencana tersebut.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi pertama dari Indra Utama, selaku Sekretaris BPBD Provinsi Lampung.

Dalam materinya, Indra menjabarkan daerah di Provinsi Lampung yang memiliki potensi tanah longsor yang sangat tinggi.

Indra menambahkan bahwa tanah longsor yang sudah terjadi masih bisa terjadi longsor berulang yang disebabkan oleh tambang-tambang pasir atau batu yang masih masif dilakukan dan penggundulan hutan juga menyebabkan terjadinya tanah longsor.

“Kami berharap kajian yang dilakukan Itera ke depan tetap berjalan dan tetap menjalin kerja sama dengan pemerintah sebagai pemangku kebijakan, sehingga bukan hanya mengurangi dampak dari bencana tetapi mencegah penyebab bencana dapat terjadi,” ujar Indra.

Acara dilanjutkan dengan pemateri kedua Sekretaris BPBD Kabupaten Tanggamus Iwan Junianto yang membahas mitigasi bencana di daerah Tanggamus.

Iwan menyampaikan bahwa wilayah tanggamus memliliki luas daratan 4.654 km persegi dimana 40 persennya merupakan wilayah berbukit yang menyebabkan rawan longsor.

Tetapi dengan kemajuan teknologi dan riset membuat indeks risiko bencana Tanggamus semakin menurun tiap tahunnya.

Acara disambung dengan materi ketiga dari Daniel Radityo yang merupakan Dosen Teknik Geologi Itera.

Dalam materinya, Daniel menjelaskan tentang longsor di daerah lereng terutama lereng di TNBBS.

Daniel menjelaskan faktor longsor pada lereng ada dua, yang pertama adalah faktor penyebab dari dalam yaitu kondisi karakteristik lereng dan faktor penyebab dari luar yaitu gempa, vegetasi, hujan, dan lain-lain.

Baca juga: Itera gelar workshop dan coaching penulisan-publikasi artikel ilmiah
Baca juga: Gandeng 25 instansi, prodi kimia Itera sosialisasi seminar kerja praktik