Bandarlampung (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang belum usai turut membawa dampak lesunya ekonomi. Berbagai perusahaan mengalami penurunan omset dan tak sedikit pula yang terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerjanya.
Kehadiran program sentra ternak DD Farm dari Dompet Dhuafa yang menjadi bagian Aksi Peduli Dampak Corona (APDC), sebagai solusi di tengah krisis ekonomi bagi masyarakat sekitar, sedikit membawa angin segar. Bahkan program yang bergulir di sejumlah daerah tersebut mulai menyerap pendamping program dari masyarakat setempat yang terdampak pemutusan hubungan kerja akibat pandemi.
"Jika kita melihat data-data jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan tumbuh lebih dari dua persen di tengah pandemi. Hal tersebut dapat disimpulkan sektor tersebut dapat menciptakan lapangan kerja. Kalau begitu kelompok menengah ke atas jumlahnya lebih banyak dan saya yakin sekitar 40 juta keluarga dapat berbelanja kurban, ujar Ekonom Senior Hendri Saparini Ph.D, pada acara konferensi pers Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa yang berlangsung secara daring, pada Rabu (23/6).
Hal ini, kata dia, sangat membantu dalam menggerakkan perekonomian rakyat, karena sebagian besar orang Indonesia itu berkurban dengan kambing, dan kambing adalah hewan ternak yang diternak di domestik bukan dari impor, hal ini akan berdampak besar pada ekonomi peternak kecil.
"Jadi kalau ada 29 juta orang bekerja di sektor pertanian dan peternakan, kemudian belanja, maka akan ada optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita tidak berhenti,” ujar Hendri.
Inilah saatnya berbelanja dan untuk tidak menahan belanja kurban, karena akan berdampak bagi jutaan peternak di Indonesia, dan itu akan menjadi harapan baru bahwa ekonomi Indonesia ada kesempatan untuk pulih, ujarnya.
Optimisme laju ekonomi di tengah pandemi tidak terlepas dari pemerataan daging kurban, hal ini turut dipaparkan oleh Ahsin Aligori, selaku Peneliti Senior IDEAS,
“Fakta menarik riset IDEAS di tahun 2020 lalu, ternyata Jabodetabek merupakan pasar utama kurban terbesar di Indonesia dan secara pendistribusian mengalami surplus sampai 24.000 ton daging kurban yang berputar di Jabodatabek. Sementara di wilayah lain mengalami defisit daging kurban. Dengan adanya kurban diharapkan bisa menjadi momentum pemerataan daging kurban ke pelosok secara adil, sehingga masyarakat pedesaan dapat terpenuhi konsumsi protein hewaninya yang sampai saat ini masih terjadi ketimpangan, antara kota dengan desa mengenai konsumsi protein hewani," katanya.
Pandemi ini menambah jumlah kemiskinan. Melalui Bantuan Langsung Tunai saja belum bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya kurban ini bisa dimaksimalkan dalam membantu masyarakat dalam pemenuhan gizi, beban masyarakat di tengah pandemi ini tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, namun juga kebutuhan vitamin.
“Mayoritas pekurban adalah orang kaya di Jabodetabek dan pendistribusian kurban masih di area yang sama, sehingga melalui Dompet Dhuafa dapat menyalurkan di luar Jabodetabek, bahkan di luar Pulau Jawa. Berkurban di Dompet Dhuafa tidak hanya membeli tetapi juga membina peternak kecil. Kita bisa menebarkan banyak kebaikan, bukan hanya di daerah kita sendiri. Melainkan di wilayah lain yang jarang berkurban. Semoga dengan adanya kurban, banyak lagi masyarakat yang dapat menikmati hasil kurban,” ujar Dr. Aviliani SE, M.Si selaku pengamat ekonomi.
Sementara Sugeng Sri Widodo, selaku GM Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa mengatakan, ada 11 sentra ternak tersebar di seluruh Indonesia yang menyuplai 13.064 setara doka. Di sisi lain keberadaan sentra ternak melibatkan para mustahik maupun masyarakat sekitar dalam upaya mendongkrak potensi masyarakat desa dengan pola pendampingan dan pelatihan.
Selain itu, pengadaan stok hewan kurban juga didukung oleh partisipasi para mitra yang meliputi dari Aceh hingga Papua. Dengan ketersediaan stok dari 38.936 ekor hewan kurban setara doka.
“Justru dengan keadaan di tengah pandemi, Distribusi hewan kurban harus lebih banyak secara volume dan sebaran wilayahnya, agar semakin banyak masyarakat terdampak pandemi dapat terbantu. Untuk target Dompet Dhuafa lebih dari 52.000 ekor setara doka. Dengan pertimbangan unit produksi, bisa kita pastikan berjalan, semua ini bisa berjalan dengan antusiasme pekurban dan mengajak pekurban dalam pendistribusian kurban. Maka kolaborasi kecil ini diharapkan membantu masyarakat yang jatuh akibat pandemi,” ujar Bambang Suherman, selaku Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis, dalam paparannya.
“Dompet Dhuafa mengusung nilai-nilai kemanusiaan, tanpa ada sekat-sekat demografi maupun geografi. Bahwa keterlibatan Dompet Dhuafa dalam pengelolaan distribusi kurban proporsi sangat kecil, karena kemampuan kelembagaan dan ruang partisipasi simbolik substansial, kita harus membantu meringankan saudara-saudara kita di luar negeri. Baik dalam negeri kita bisa menyuplai di luar negeri, sebagai wujud meringankan saudara-saudara kita. Bisa mendapatkan suplai bantuan, meskipun tidak terlalu lama,” ujar Bambang Suherman, saat mengulas program kurban Dompet Dhuafa untuk porsi luar negeri.
Dompet Dhuafa memastikan dalam penerapan kurban melalui aspek protokol kesehatan. Baik dari pekerja kurban hingga pendistribusian tetap kita jaga secara kesehatan sehingga hewan kurban tetap aman.
Program Tebar Hewan Kurban sangat dirasakan mulai dari proses awal hingga akhir, oleh Nina Septiani, selaku Beauty & Fashion Influencer, menjelaskan " "Berkurban di Dompet Dhuafa sangat mudah, apalagi kerja sama dengan berbagai e-commerce semakin memudahkan berkurban. Di tambah setelah berkurban, kita dikirimkan laporan secara detail lokasi kurbannya. Gak nyangka kurban saya hingga pelosok dan sampai ke penerima manfaat yang tepat,”
Di tahun ini Dompet Dhuafa menggandeng seluruh stakeholder, salah satunya e-commerce, Jody Salahuddin Akbar, selaku Community Development Lead Bukalapak menerangkan, “Dengan fitur Buka Kurban masyarakat bisa berkurban dengan mudah di aplikasi Bukalapak. Kurban itu tidak harus keluar, tapi dengan gawai masyarakat bisa berkurban”.