Setahun pandemi COVID-19, soal corona hingga spiritual, jadi tren mesin pencari Google

id Google,Google Search,Penelusuran Google

Setahun pandemi COVID-19, soal corona hingga spiritual, jadi tren mesin pencari Google

Ilustrasi Google (Pixabay)

Pencarian tentang virus corona melonjak melampaui soal cuaca
Jakarta (ANTARA) - Data Editor Google News Lab Simon Rogers memaparkan seputar tren penelusuran selama masa pandemi COVID-19, yang menunjukkan bahwa pengguna mulai mencari informasi tentang virus corona hingga soal spiritual di mesin pencari Google.

"Pada 2020, dapat dilihat bahwa pencarian tentang virus corona melonjak melampaui soal cuaca. Dan itu adalah sesuatu yang tidak sering kita lihat," ujar Rogers dalam temu media virtual, Kamis.
 
Menurut Rogers pada awal pandemi orang-orang mulai mencari tahu soal informasi tentang sejumlah pertanyaan mendasar, seperti apa itu virus corona dan gejala virus corona. Setelah beberapa lama, pencarian mulai bergeser pada pertanyaan seputar bagaimana mencegah penyebaran virus corona, seperti bagaimana membuat masker wajah dan hand sanitizer.

"Itu yang kami lihat di mana-mana di seluruh dunia," kata Rogers.

Rogers juga melihat dampak yang sangat besar pada ekonomi saat pemerintah di seluruh dunia memberlakukan pembatasan sosial. Penelusuran tentang pengangguran disebut lebih tinggi daripada sebelumnya. Demikian pula kata kunci seperti kelaparan dan bank makanan, menjadi tren.



Pada saat yang sama, Rogers memperhatikan bahwa orang-orang seluruh dunia "haus" akan informasi yang dapat mereka percayai. Namun, begitu banyak informasi yang salah tentang virus corona. Mereka kemudian datang ke Google untuk mencari fakta karena mereka ingin memiliki informasi yang dapat dipercaya.

Menurut Rogers, sumber-sumber resmi soal pandemi COVID-19, seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC AS), mulai dicari orang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Rogers mengatakan ada banyak variasi pencarian secara global, dan dia melihat terjadi evolusi penelusuran dari waktu ke waktu. Mulai mencari tahu fakta dasar tentang virus corona, hingga orang-orang mulai mencari tahu kapan virus corona akan berakhir. 

"Dan di sisi lain, kami juga memperhatikan ketika orang-orang mencari virus corona, mereka mencari pertanyaan besar, metafisik yang sangat besar, seputar Tuhan dan kebahagiaan dan empati, dan seterusnya, pada tingkat yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ujar Rogers.

Selain soal spiritual, orang-orang, lanjut Rogers, juga mulai mencari tentang kepribadian diri sendiri untuk membantu melewati karantina.

Rogers juga melihat peningkatan penelusuran soal pengembangan diri sendiri di masa pembatasan sosial, mulai dari cara membuat kopi organik atau cara membuat adonan pizza, yang menjadi tren, tidak hanya di AS tapi juga di seluruh dunia.

Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang mulai beradaptasi dengan pandemi, dan menurut Rogers, muncul optimisme yang begitu kuat. Dia mencatat tingginya penelusuran dengan kata kunci "harapan," yang memperlihatkan level optimisme orang-orang.
Baca juga: Google edukasi keamanan berinternet melalui Keluarga Tangkas Berinternet
Baca juga: Google Doodle mengenang Tino Sidin