ACT bagikan 10 ton beras per hari pada Jelajah Humanity Rice Truck

id Jelajah Humanity Rice Truck,bantuan ACT,bantuan beras

ACT bagikan 10 ton beras per hari pada Jelajah Humanity Rice Truck

Ketua Dewan Pembina ACT Ahyuddin (kaus putih) menyerahkan secara simbolik beras gratis kepada warga kurang mampu di Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11/2019). (ANTARA/ (Muhammad Zulfikar)

Bandung (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) setiap hari akan membagikan 10 ton beras kepada warga kurang mampu selama 25 hari kegiatan Jelajah Humanity Rice Truck ke berbagai daerah di Tanah Air.

"Kami akan terus berkeliling dan membagikan 10 ton beras atau satu rice truck (truk beras) kepada masyarakat per hari," kata Ketua Dewan Pembina ACT Ahyuddin pada peluncuran dan pelepasan Jelajah Humanity Rice Truck di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis.

Pada acara peluncuran Jelajah Humanity Rice Truck, ACT membagikan 10 ton beras kepada warga kurang mampu di Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.

ACT memutuskan membagikan beras karena beras merupakan bahan pangan utama yang paling penting bagi warga kurang mampu.

Ahyuddin menjelaskan, kegiatan pembagian beras tersebut akan diawali dengan penjelajahan di wilayah Provinsi Jawa Barat termasuk Tasikmalaya, Garut, dan Cirebon.

"Selanjutnya nanti juga akan bergeser ke Jakarta dan segala kebutuhannya saat ini sedang di proses," katanya.

Dalam kegiatan pembagian beras lewat Jelajah Humanity Rice Truck, ACT akan membagikan minimal lima kilogram beras untuk setiap keluarga. Setiap hari ACT akan membagikan beras kepada 2.000 keluarga. Dengan demikian, selama 25 hari kegiatan berlangsung lembaga itu membagikan total 250 ton beras.
 
Petugas ACT mengambil beras gratis dari truk beras untuk dibagikan kepada warga kurang mampu di Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/11/2019). (ANTARA/ (Muhammad Zulfikar)


Selain membagikan beras, ACT menyediakan layanan obat dan makanan gratis serta truk air bagi warga yang daerahnya menghadapi kekeringan dan kekurangan air.

Ahyuddin mengatakan bahwa ACT sengaja memilih menangani masalah pangan karena kemiskinan identik dengan kekurangan pangan dan kemarau panjang yang melanda berbagai wilayah di Tanah Air membuat lahan padi tidak produktif.

"Apalagi kemarau panjang tujuh bulan terakhir ini berdampak pada hampir seluruh wilayah di Tanah Air dan telah menyebabkan kesengsaraan menurut saya," katanya.