Jakarta (ANTARA Lampung) - Sebanyak 310 jemaah haji dikabarkan meninggal dan sekitar 450 lainnya terluka dalam prosesi lempar jamrah di Mina, Arab Saudi, sekitar pukul 07.00, Kamis (24/9) pagi.
Seperti dikutip dari laman Associated Press (AP), kejadian tersebut terjadi di Jalan 204, Mina, yang terletak di antara Padang Arafah dan Kota Suci Mekkah.
Sebanyak 4.000 orang petugas penyelamat dan 220 mobil ambulans dikerahkan menuju tempat kejadian, demikian dilaporkan Al Jazeera.
Hingga kini belum diketahui apakah di antara korban tewas maupun terluka itu merupakan jemaah haji asal Indonesia.
Namun belakangan diketahui satu jemaah haji asal Bojonegoro Jawa Timur ikut menjadi korban musibah Mina tersebut.
Wakil Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Sunarko, menurut laporan Kompas.com, menginformasikan bahwa lokasi terjadi musibah bukan merupakan jalur yang biasa dilalui jemaah Indonesia.
"Ini bukan merupakan jalur yang digunakan oleh jamaah asal Indonesia untuk menuju lontar jamrah," ujar Sunarko, melalui keterangan yang disampaikan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI.
Menurut Sunarko, kejadian itu di jalan menuju tempat lontar jamrah di antara tenda- tenda di Mina. Kejadian diduga berawal ketika ada sekelompok jemaah yang tiba-tiba berhenti, sehingga terjadi penumpukan jemaah yang kemudian saling berdesakan.
Pada musim haji tahun ini, setidaknya dua juta orang dari berbagai negara di dunia menunaikan Rukun Islam kelima ini, termasuk 168 ribu orang dari Indonesia.
Tragedi di Mina pada Kamis pagi waktu Arab Saudi itu, bukanlah yang pertama kali terjadi dalam sejarah ibadah haji.
Pada tahun 1990 misalnya, insiden berdesak-desakan antarjemaah haji di sebuah terowongan Mina yang mengarah Tanah Suci Mekkah bahkan menewaskan 1.426 orang, termasuk di antaranya jamaah haji Indonesia.