Bali (ANTARA Lampung) - Kepulauan Nusa Penida terdiri atas Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan yang terpisah dengan daratan Bali itu dikelilingi lautan yang memiliki panorama alam bawah laut dengan terumbu karang yang lestari tempat bersarangnya ratusan jenis ikan hias warna-warni.
Pemandangan alam bawah laut itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, lokasi itu dapat dijangkau dengan menggunakan kapal wisata dari Pelabuhan Benoa, berangkat pagi hari dan kembali sore harinya.
Selain itu, dapat pula dijangkau dari Pantai Sanur dengan menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Alternatif lain dapat dijangkau dari Pelabihan Padangbai, Karangasem dengan menggunakan kapal roro atau Pelabuhan Gunaksa, Klungkung, dengan menggunakan perahu motor.
"Transportasi laut ke Nusa Penida yang dapat dijangkau dari sejumlah lokasi selama ini cukup lancar mendorong kunjungan wisatawan mancanegara semakin ramai," tutur seorang pramuwisata yang sering mengantar wisman ke Nusa Penida Dewa Nyoman Putra.
Perairan Nusa Penida, sebuah Pulau yang terpisah dengan daratan Bali, secara administratif masuk Kabupaten Klungkung memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk menikmati panorama alam bawah laut.
Pelancong menikmati panorama alam bawah laut dengan menyelam maupun atraksi air laut lainnya, dan selama ini turis luar negeri ternyata lebih banyak menikmati lokasi wisata tersebut jika dibandingkan pelancong Nusantara.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali menyebutkan bahwa turis dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Nusa Penida bertambah ramai dari sekitar 185.909 orang 2013 menjadi 220.761 orang tahun 2014.
"Mereka yang datang dan menikmati keindahan alam bawah laut itu sebagian besar adalah turis asing yakni sebanyak 206.457 orang selama 2014, sedangkan sisanya wisatawan dalam negeri sebanyak 14.294 orang," ujar Dewa Nyoman Putra.
Pria yang sudah puluhan tahun bergelut di dunia pariwisata itu menyebutkan, dengan lancarnya sarana transportasi menuju perairan Nusa Penida menyebabkan wisatawan semakin banyak berkunjung ke sana, disamping masyarakat Bali sendiri juga semakin meningkat ke sana untuk melakukan tirtayatra, yakni persembahyangan.
Masyarakat internasional yang berkunjung ke Pulau Nusa Penida yang memiliki pesisir pantai selatan yang terbentang dari timur sampai barat menjadi tempat wisatawan menikmati snorkling maupun menyelam.
Kepulauan Nusa Penida terdiri atas Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan memiliki luas 363 km2 atau dua pertiga dari wilayah Kabupaten Klungkung dihuni sekitar 65.000 jiwa.
Masyarakat di kepulauan yang terpencil itu selama ini menyeberang dengan menggunakan perahu motor dan kapal roro dengan kondisi gelombang yang sangat kuat.
Namun Kapal Nusa Jaya Abadi yang beroperasi sejak tahun 2007 menghubungkan Dermaga Nusa Penida dengan Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.
Tujuh Zona
Sementara untuk kekayaan alam lautnya, anggota Coral Triangle Center (CTC) Made Adnyana menjelaskan kawasan perairan Nusa Penida terdiri atas tujuh zona, yakni zona inti, perikanan berkelanjutan, wisata bahari, budi daya rumput laut, zona suci pura, dan zona pelabuhan.
Zona inti luasnya mencapai 468.85 hektare. Ada tiga lokasi yang menjadi zona inti di dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, yaitu di mangrove Lembongan, Tanjung Samuh, dan Batu Abah.
Zona inti merupakan zona di dalam KKP Nusa Penida yang peruntukkan bagi perlindungan mutlak habitat dan populasi, penelitian, dan pendidikan. Kriteria zona inti, antara lain merupakan daerah pemijahan, pengasuhan, dan ruang ikan, habitat biota perairan tertentu yang prioritas dan khas, langka, dan karismatik.
Kawasan zona inti mempunyai ciri khas ekosistem alami, mewakili keberadaan biota tertentu yang masih asli, termasuk mempunyai kondisi perairan yang masih asli dan belum terganggu aktivitas manusia.
Selain itu mempunyai luasan yang relatif cukup untuk menjamin kelangsungan hidup jenis-jenis ikan tertentu untuk menunjang pengelolaan perikanan yang efektif dan menjamin kelangsungan proses bioekologis secara alami.
Di kawasan ini mempunyai ciri khas sebagai sumber plasma nutfah bagi kawasan perairan. Kegiatan yang diizinkan dalam zona inti, antara lain perlindungan proses ekologi yang menunjang kelangsungan hidup dari suatu jenis atau sumber daya ikan dan ekosistemnya.
Dalam kawasan ini tersebut diizinkan mengadakan penelitian dasar menggunakan metode observasi untuk mengumpulkan data dasar, termasuk pendidikan tanpa pengambilan material langsung dari alam.
Tiga Presiden
Tercatat tiga Presiden pernah melakukan kunjungan kerja ke Nusa Penida. Pertama Presiden Soeharto untuk meresmikan proyek bak penampungan air hujan (cubang) pada tahun 1981, disusul Presiden Megawati dalam kunjungannya yang tidak resmi ketika masih menjabat sebagai kepala negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan yang ketiga berkunjung ke Nusa Penida tahun 2007 untuk meresmikan beroperasinya kapal Roro "Nusa Jaya Abadi" sekaligus mengakhiri keterisoliran Kepulauan Nusa Penida.
Kapal yang sempat ditumpangi rombongan Presiden adalah hasil produksi PT PAL Surabaya dengan panjang bodi 39,5 meter dan lebar 11,6 meter. Kapal dilengkapi pintu tahan api, satu unit sekoci dan peralatan darurat di perairan lainnya hingga sekarang masih beroperasi dengan baik.
Kapal senilai Rp18,2 miliar itu dimaksudkan untuk lebih mengutamakan keselamatan penumpang. Sarana transportasi laut itu berkapasitas mengangkut 200 penumpang yang terdiri kelas utama 34 orang dan kelas ekonomi 166 orang.
Selain itu, mampu mengangkut alat-alat berat, bahan material kebutuhan pembangunan berupa pasir, semen serta 15 buah kendaraan berbagai jenis.
Kehadiran Kapal "Nusa Jaya Abadi" selain memenuhi dambaan masyarakat setempat juga sangat disambut positif komponen pariwisata Bali, termasuk pemilik modal, baik dalam maupun luar negeri.
Kepulauan Nusa Penida terdiri atas lahan kering dan sama sekali tidak memiliki sawah seperti halnya sistem pengairan bidang pertanian (Subak) di daratah Bali. Masyarakat mengembangkan tanaman jagung dan ketela pada musim hujan dan panen sekali dalam setahun.
Selain itu juga sebagai nelayan, mengembangkan rumput laut dan beternak. Sapi Bali di Nusa Penida hingga saat ini bebas dari berbagai jenis penyakit, antara lain Penyakit Jembrana, penyakit Ngorok maupun dan SE pada ternak babi serta penyakit flu burung.
Penyakit flu burung pada ternak ayam, itik dan jenus unggas lainnya sama sekali tidak pernah ditemukan di Nusa Penida. Semasih masyarakat tidak mendatangkan ternak atau unggas dari luar Nusa Penida, daerah itu tetap dijamin aman dari berbagai jenis penyakit ternak.
Dengan mulai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri, daerah Nusa Penida kini berkembang menjadi daerah pariwisata, pembangunan hotel, restoran dan sarana pendukung lainnya mulai berjejer di daerah itu.
Berita Terkait
10 ribu korban erupsi Gunung Lewotobi mengungsi
Senin, 4 November 2024 11:16 Wib
ITDC catat okupansi hotel di Nusa Dua 83 persen saat KTT World Water Forum 2024
Jumat, 31 Mei 2024 14:32 Wib
KSOP Benoa Bali catat 78 ribu pergerakan penumpang Sanur menuju Nusa Penida
Minggu, 31 Desember 2023 11:03 Wib
BAKTI NUSA Dompet Dhuafa gelar National Mission
Rabu, 13 Desember 2023 8:23 Wib
KPK panggil Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariandi saksi kasus korupsi Wali Kota Bima
Senin, 20 November 2023 15:05 Wib
Jokowi serukan tolak praktik fitnah dan hoaks dalam pemilu
Minggu, 22 Oktober 2023 11:27 Wib
Telkomsel jamin kapasitas dan kualitas jaringan di lokasi KTT AIS Forum 2023
Jumat, 13 Oktober 2023 13:06 Wib
Seleksi Bakti Nusa Angkatan 13 resmi dibuka
Kamis, 12 Oktober 2023 17:52 Wib