Pemprov Lampung terus pantau pergerakan harga pangan jelang Ramadhan

id Jelang HBKN lampung, pangan lampung, pemantauan harga pangan, harga pangan lampung, ekonomi lampung

Pemprov Lampung terus pantau pergerakan harga pangan jelang Ramadhan

Ilustrasi- Pedagang di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Lampung Utara tengah menjajakan jualannya berupa komoditas pangan. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Terhitung sampai Mei untuk ketersediaan bahan pokok masih tersedia, dan kebanyakan pangan di sini surplus asalkan jangan sampai ada banjir yang mengganggu produksi

Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memantau dan berupaya mengendalikan harga pangan di daerah menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Lebaran.

"Bila melihat angka inflasi bulan ke bulan di Januari 2025 terjadi deflasi 0,71 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun 1,04 persen. Oleh karena itu, kami terus pantau perkembangan harga pangan, terutama menjelang Ramadhan dan Lebaran 2025," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Evie Fatmawaty di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan pemantauan harga pangan tersebut biasanya dilakukan pada satu titik lokasi pantauan pasar rakyat di 15 kabupaten serta kota di Provinsi Lampung, yang hasilnya nanti akan ditampilkan pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP).

"Data itu akan digunakan sebagai bahan rapat koordinasi setiap pekan, dan kemarin sudah dilakukan rapat koordinasi dengan satuan tugas pangan bersama kabupaten serta kota untuk melakukan pemantauan harga secara berkala ini," ucap dia.

Ia menjelaskan pantauan harga pangan di Kota Bandarlampung dilakukan di lima pasar tradisional yakni Pasar Pasir Gintung, Pasar Kangkung, Pasar Panjang, Pasar Tugu, dan Pasar Way Halim.

"Terhitung sampai Mei untuk ketersediaan bahan pokok masih tersedia, dan kebanyakan pangan di sini surplus asalkan jangan sampai ada banjir yang mengganggu produksi," ucap dia.

Menurut dia, pemerintah daerah pun sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk menanggulangi kenaikan harga pangan akibat kurangnya pasokan pangan, dengan menjaga ketersediaan 30 persen dari stok pangan yang ada.

"Kami sudah menghitung dan sudah siapkan. Jadi ada perhitungan 30 persen dari stok pangan itu harus tetap tersedia dan ditambah sebagai cadangan pangan, untuk antisipasi adanya kenaikan harga ataupun kekurangan pasokan," tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, perkembangan harga pangan di Provinsi Lampung pada Januari 2025 terpantau stabil.

Untuk beras medium Rp13.738 per kilogram stabil dibanding Desember 2024, beras premium Rp14.921 per kilogram turun 1,27 persen dibanding Desember 2024, gula pasir Rp17.396 per kilogram naik 1,58 persen dibanding Desember 2024, da minyakita Rp17.438 per liter naik 1,70 persen dibanding Desember 2024.

Lalu daging ayam Rp33.875 per kilogram turun 1,09 persen dari Desember 2024, telur ayam Rp26.958 per kilogram turun 7,04 persen dari Desember 2024, dan cabai merah Rp64.167 per kilogram naik 7,74 persen dari Desember 2024.

Kemudian cabai rawit merah Rp64.000 per kilogram naik 22,29 persen dari Desember 2024, bawang merah Rp30.250 per kilogram turun 14,18 persen dibanding Desember 2024, dan bawang putih Rp38.125 per kilogram turun 1,93 persen dibanding Desember 2024.

Baca juga: Disperindag Lampung siapkan operasi pasar murah jelang Ramadhan

Baca juga: Bulog Lampung siap jalankan SPHP 3 komoditas pangan strategis pada 2025

Baca juga: BI: Inflasi Lampung stabil seiring terjaganya harga pangan