Bulog Lampung serap 1.800 ton setara beras hasil panen petani

id Bulog lampung, penyerapan gabah, pertanian lampung, hpp gabah baru,beras

Bulog Lampung serap 1.800 ton setara beras hasil panen petani

Pimpinan Bulog Lampung Nurman Susilo tengah memantau penyerapan gabah kering petani dengan HPP baru tanpa syarat rafaksi. (ANTARA/HO-Bulog Lampung)

Penyerapan gabah hasil panen petani di wilayah Lampung yang telah dimulai itu dilakukan dengan mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru yakni Rp6.500 per kilogram

Bandarlampung (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung mengatakan bahwa pihaknya mulai melakukan penyerapan hasil panen petani sebanyak 1.800 ton setara beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru.

"Kini kami telah mulai menyerap gabah dan beras hasil panen petani sebanyak 1.800 ton setara beras. Penyerapan gabah hasil panen petani di wilayah Lampung yang telah dimulai itu dilakukan dengan mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru yakni Rp6.500 per kilogram," ujar Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan sebelumnya aturan acuan HPP oleh Bulog meliputi gabah kering panen (GKP) dengan harga Rp6.500 per kilogram, namun dengan syarat kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.

Sedangkan untuk beras di gudang Bulog sebesar Rp12.000 per kilogram dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.

"Akan tetapi dengan adanya aturan baru melalui Keputusan Kepala Bapanas terbaru yakni Keputusan Nomor 14 Tahun 2025 mengenai aturan rafaksi harga gabah tidak diberlakukan lagi. Oleh karena itu kami membeli gabah kering petani (GKP) dari petani dengan satu harga yakni sebesar Rp6.500 per kilogram," katanya.

Ia mengharapkan dengan adanya kebijakan tersebut, penyerapan gabah hasil panen petani bisa berjalan optimal dan petani pun makin bersemangat untuk menjual hasil panen ke Bulog.

"Saat ini memang belum memasuki masa panen raya, namun di beberapa wilayah sudah ada yang panen. Masa panen raya diprediksi berlangsung pada akhir Februari hingga April," ucap dia.

Menurut dia, serapan tersebut akan terus dioptimalkan sebab pada 2025, Bulog Lampung ditargetkan menyerap hingga 100.000 ton setara beras guna memenuhi kebutuhan cadangan pangan pemerintah.

"Kami optimistis target tersebut dapat tercapai, karena telah melakukan berbagai persiapan seperti memberi sosialisasi mengenai HPP terbaru kepada petani. Kemudian menjalin kerjasama dengan gabungan kelompok tani maupun penggilingan padi sebagai mitra kerja, pemerintah daerah khususnya dinas pertanian setempat, Babinsa, serta menyiapkan tiga belas komplek pergudangan," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa 13 komplek pergudangan Bulog Lampung secara keseluruhan berkapasitas 100.500 ton, dan berfungsi sebagai pusat informasi penyerapan gabah dan beras maupun tempat penyimpanan cadangan pangan pemerintah tersebut.

"Sampai saat ini sudah ada 55 mitra kerja, namun kami masih membuka kesempatan bagi gabungan kelompok tani dan sebagainya untuk menjadi mitra. Bagi yang berminat bisa menghubungi kompleks pergudangan terdekat atau datang langsung ke Kantor Perum Bulog Kanwil Lampung maupun Bulog cabang yang terdapat di kota dan kabupaten," kata dia.

Baca juga: Bulog Lampung tambah gudang filial untuk optimalkan serapan beras

Baca juga: Bulog Lampung siap jalankan SPHP 3 komoditas pangan strategis pada 2025

Baca juga: Bulog Lampung telah salurkan 1.000 ton beras SPHP di awal 2025