Lampung Barat (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung memasang jebakan kandang trap dan kamera perangkap, untuk menindaklanjuti laporan adanya dua warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat.
"Untuk mengantisipasi tidak terjadi kasus serupa dan meredam keresahan masyarakat, Balai KSDA Bengkulu-Lampung memasang kandang trap dan kamera trap di lokasi kejadian korban ditemukan," kata Kepala SKW III Lampung, Joko Susilo, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis.
Ia juga mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi dan pencarian harimau sumatera yang meresahkan warga sekitar.
"Sudah menurunkan tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah III Lampung untuk melakukan evakuasi satwa liar jenis harimau sumatera," katanya.
Sebelumnya, telah terjadi dua orang dengan waktu yang berbeda ditemukan tewas doduga akibat diterkam harimau sumatera di Lampung Barat.
Kepolisian Sektor Suoh, Polres Lampung Barat, kembali mengevakuasi seorang warga Dusun Peninjauan, Pekon (Desa) Bumi Hantati, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, yang diduga diterkam harimau, saat pergi berkebun.
Kapolsek Suoh, Iptu Edward Panjaitan, membenarkan bahwa pihaknya bersama masyarakat sekitar berhasil mengevakuasi jasad seorang warga yang diduga diterkam harimau sumatera.
"Pada Kamis tanggal 22 Februari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB, korban S (28) merupakan warga Dusun Peninjauan, Pekon Bumi Hantati, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, jasad korban ditemukan sekitar 300 meter dari kebunnya dalam keadaan organ tubuh sudah tidak utuh," kata Kapolsek Suoh.
Kemudian, pada 8 Februari 2024 juga tim Polres Lampung Barat melakukan evakuasi terhadap warga yang meninggal dunia akibatkan diterkam harimau pada Kamis (8/2).
Korban berjenis kelamin laki-laku itu bernama Gunarso (47), warga dusun Sumber Agung dua, Pekon (Desa) Sumber Agung kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat.
BKSDA pasang kamera jebakan atasi gangguan harimau di Lampung Barat
Sudah menurunkan tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah III Lampung untuk melakukan evakuasi satwa liar jenis harimau sumatera, katanya