Akademisi Lampung mengkritisi situasi politik tanah air jelang pemilu

id Lampung,Bandarlampung,Pemkot Bandarlampung,Unila,Politik 2024,kritik kampus

Akademisi Lampung mengkritisi situasi politik tanah air jelang pemilu

Akademisi Lampumg dari berbagai perguruan tinggi baik swasta dan negeri, didampingi perwakilan mahasiswa dan aktivis LSM menyampaikan sikap kritis terhadap situasi politik terkini jelang Pemilu 2024, di Kampus Universitas Lampung (Unila), Bandarlampung, Rabu (7/3/2024). ANTARA/Dian Hadiyatna

Oleh karena itu, kami menyampaikan keprihatinan atas pelanggaran etika yang dilakukan oleh penyelenggara negara.
Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah akademisi di Lampung dari berbagai perguruan tinggi maupun swasta, didukung perwakilan mahasiswa dan aktivis LSM, menyampaikan sikap mengkritisi situasi perpolitikan tanah air menjelang Pemilu 2024.

"Sikap, kritik dan seruan yang kami sampaikan mengenai situasi politik di Pemilu 2024, bukan sebagai simpatisan partai politik, namun untuk menyadarkan masyarakat," kata akademisi Universitas Lampung (Unila) Prof Dr Ari Darmastuti MA, yang membacakan pernyataan sikap kalangan akademisi dari Bumi Ruwa Jurai Tanoh Lado Lampung, di Kampus Unila, Bandarlampung, Rabu.

Menurut guru besar FISIP Unila itu, didampingi sejumlah guru besar, para dosen, dan aktivis mahasiswa serta pimpinan dan aktivis LSM di Lampung, termasuk perwakilan alumni, situasi dan kondisi terakhir telah menunjukkan gejala pudarnya keteladanan dan perilaku politik yang tak memenuhi kaidah etika, sikap demokratis dan rasa keadilan.

"Oleh karena itu, kami menyampaikan keprihatinan atas pelanggaran etika yang dilakukan oleh penyelenggara negara," kata dia lagi.

Menurutnya pula, para akademisi mengimbau kepada semua masyarakat secara bersama-sama menjaga iklim demokrasi, kepentingan bersama, persatuan, kesatuan bangsa dan negara, di atas kepentingan individu, kelompok, dan golongan.

"Pelanggaran etika tidak hanya mencoreng citra penyelenggaraan negara yang bersih dan berwibawa, tetapi juga merugikan dan bahkan meruntuhkan hak fundamental warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu," kata dia pula.

Ia menyatakan bahwa pernyataan sikap pimpinan negara, yang dapat merusak prinsip demokrasi dan mengancam fondasi penyelenggaraan negara akan menimbulkan ketidakpercayaan mendalam dan kehilangan legitimasi dalam penyelenggaraan dan hasil pemilihan umum yang demokratis dan berkeadilan.

Dia pun meminta pejabat negara dan daerah serta penyelenggara negara dapat menjaga sikapnya, agar tidak terjadi lagi perilaku yang nyata-nyata sebagai pelanggaran etika.

"Dengan demikian, diharapkan dapat mengembalikan dan memulihkan kepercayaan masyarakat pada proses demokrasi yang adil, jujur, dan bermartabat. Kami juga ingatkan Presiden Jokowi, menteri, kepala daerah, dan ASN serta kepala desa maupun aparat dan penyelenggara negara untuk menjaga sikap dengan benar-benar," kata dia lagi.

Sejumlah akademisi Lampung yang hadir dalam pernyataan sikap kritis ini, di antaranya berasal dari perwakilan Universitas Lampung, Universitas Tulang Bawang, Universitas Bandar Lampung, Universitas Saburai, Universitas Malahayati, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Mitra Indonesia (UMITRA).

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi Lampung nyatakan sikap terhadap situasi politik tanah air
Baca juga: Puan enggan komentari kritik kalangan kampus terhadap Jokowi