Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menargetkan angka penderita stunting atau gangguan tumbuh kembang anak di kota setempat menurun 6,4 persen di tahun 2024 mendatang.
Dimana, pada tahun 2022 lalu jumlah penderita stunting di Bumi Sai Wawai berada di angka 8,7 persen.
"Di tahun 2020 lalu angka stunting 19,8 persen menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), sekarang kita sudah turun 8,7 persen. Nah harapan kita di 2024 itu bisa turun lagi 6,4 persen. Sesuai dengan Instruksi Presiden kita harus turun 14 persen di 2024,” kata Wali Kota Metro, Lampung, Wahdi Siradjuddin, Jumat.
Dikatakannya, ke depan Pemkot Metro akan melakukan deteksi dini, sebagai langkah dalam menangani balita yang terindikasi mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Pemerintah berencana secara intensif melakukan pendataan pengawasan, hingga observasi untuk mengetahui tumbuh kembang balita melalui posyandu.
"Jadi pekerjaan ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Semua harus terlibat, bagaimana menggerakkan OPD, dinas kesehatan kemudian membawa Bappeda lah untuk konsentrasi juga. Kemudian di Dinas P3AP2KB kekuatannya adalah membangun isu-isu strategis mengenai stunting," ucapnya.
Diketahui, berdasarkan hasil SSGI tahun 2020, persentase kasus stunting Kota Metro berada di angka 19,8 persen, sementara pada akhir tahun 2022 terdapat 49 balita mengalami stunting di Kota Metro.
Jumlah tersebut persentasenya sekitar 8,7 persen dan jika goals Pemkot Metro berhasil dengan target 6,4 persen. Artinya Bumi Sai Wawai berhasil dengan menurunkan persentase stunting dengan jumlah total sebesar 15,1 persen, diatas persentase nasional, yakni 14 persen.