Realisasi investasi di Bandarlampung didominasi perdagangan dan jasa selama 2024

id Lampung ,Bandarlampung ,Kota Bandarlampung

Realisasi investasi di Bandarlampung didominasi perdagangan dan jasa selama 2024

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandarlampung Muhtadi Arsyad Temenggung saat dimintai keterangan. Bandarlampung, Jumat (14/2/2025). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Sektor perdagangan dan jasa menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar di 2024

Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung mengatakan sektor perdagangan dan jasa masih mendominasi realisasi investasi di kota ini pada tahun 2024.

"Sektor perdagangan dan jasa menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar di 2024, terutama dari sektor tersier dan sekunder," kata Muhtadi, di Bandarlampung, Jumat.

Dia mengatakan bahwa sektor sekunder dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di kota ini mencapai Rp250,9 miliar di mana investasi ini meliputi sektor makanan (food industry), kertas dan percetakan (paper), kimia dan farmasi (chemical), karet dan plastik (rubber/plastic) mineral non logam, logam, mesin dan elektronik dan industri lainnya.

"Dari sejumlah jenis investasi sektor sekunder tersebut nilai terbesar ada di makanan dengan capaian Rp128,6 miliar. Kemudian industri karet dan plastik dengan investasi mencapai Rp111,1 miliar," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, investasi untuk di sektor tersier di kota ini mencapai Rp1,3 triliun dengan realisasi meliputi kegiatan seperti listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, transportasi, dan real estate serta jasa lainnya.

"Di sektor tersier investasi yang paling banyak yakni listrik, gas dan air dengan nilai Rp201,6 miliar, dan hotel dan restoran yang bernilai Rp376,4 miliar," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, untuk investasi di sektor primer di Kota Bandarlampung tidak terlalu besar karena kota ini memang dikenal dengan sektor perdagangan dan jasa.

"Untuk sektor primer seperti perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan pertambangan nilai investasi tidak besar hanya mencapai Rp9,9 miliar," kata Muhtadi.