PT Freeport Indonesia bangun lapangan terbang perintis di Kampung Aroanap, Papua

id PT Freeport Indonesia,Papua,Lapangan Terbang Aroanop,program tiga desa

PT Freeport Indonesia bangun lapangan terbang perintis di Kampung Aroanap, Papua

Pesawar jenis pilatus Porter saat berangkat dari Lapangan Terbang Perintis Aroanop (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi PT Freeport Indonesia)

Masyarakat sangat terbantu dengan adanya lapangan terbang perintis, karena masyarakat sebelumnya kesulitan mengakses kebutuhan dasar di antaranya kesehatan dan pangan serta pendidikan, katanya
Jayapura (ANTARA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun lapangan terbang perintis di Kampung Aroanop, Kabupaten Mimika, Papua guna memudahkan akses bagi masyarakat di daerah itu.

Direktur dan EVP Community Affairs PT Freeport Claus Wamafma dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jayapura, Rabu, mengatakan pembangunan lapangan terbang perintis di Kampung Aroanop merupakan bagian program tiga desa yang dilaksanakan sejak tahun 2000.

Menurut Claus, sebelumnya PTFI juga telah membangun sebuah lapangan terbang di kampung Tsinga, Distrik Tembagapura yang dioperasikan pada 2011.

"Sejak dimulainya program tiga desa di dataran tinggi pada tahun 2000 kami telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS," katanya.

Dia menjelaskan melalui proyek tersebut pihaknya menyediakan dana, peralatan, material, transportasi dan tenaga kerja untuk membangun jaringan infrastruktur yang mencakup lebih dari 300 rumah, tiga sekolah dan 10 rumah guru.

Kemudian tiga klinik, tiga pasar tradisional, 13 gereja, 21 jembatan hingga dua lapangan terbang perintis

"Investasi dalam infrastruktur masyarakat telah memberi manfaat bagi 7.500 masyarakat Amungme yang tinggal di daerah dataran tinggi terpencil di Kabupaten Mimika," katanya.

Sejak 2021 kata dia, PT Freeport Indonesia telah menginvestasikan sebesar 2,5 juta dolar untuk melaksanakan program tiga desa.

Sementara itu Kepala Kampung Aroanop Deteminus Beanal mengatakan pihaknya mengapresiasi pembangunan lapangan terbang perintis oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah aktif sejak 2017.

"Masyarakat sangat terbantu dengan adanya lapangan terbang perintis, karena masyarakat sebelumnya kesulitan mengakses kebutuhan dasar di antaranya kesehatan dan pangan serta pendidikan," katanya.

Dia menjelaskan masyarakat di wilayahnya selalu berjalan kaki melewati gunung dan sungai selama dua hari ke Kota Timika.

"Karena itu, ini sangat berdampak nyata bagi kami terhadap akses ke luar kampung," ujarnya.