Belgrade (ANTARA) - Kroasia pada Senin meminta 24 staf kedutaan besar Rusia untuk meninggalkan negaranya terkait invasi Rusia di Ukraina dan "agresi brutal", kata kementerian luar negeri Kroasia, menyusul langkah serupa oleh negara-negara Uni Eropa.
Jumlah tersebut mencakup 18 diplomat, kata kementerian lewat sebuah pernyataan.
Kementerian mengatakan bahwa duta besar Rusia dipanggil sebagai protes atas "agresi brutal terhadap Ukraina dan berbagai kejahatan yang dilakukan (di sana)".
"Pihak Rusia telah diberitahu soal pengurangan staf administrasi-teknis di kedutaan besar Federasi Rusia di Zagreb," kata pernyataan itu.
Uni Eropa pada Jumat mengadopsi paket sanksi baru untuk Rusia atas invasi mereka ke Ukraina, yang mencakup larangan impor batubara, pembatasan baru di sektor perdagangan, dan daftar hitam sejumlah tokoh oligarki yang dekat dengan Kremlin.
Rusia mengatakan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari untuk melucuti militer dan melenyapkan pengaruh Nazi di negara tetangganya itu.
Ukraina dan Barat menganggap aksi Moskow di Ukraina sebagai dalih untuk invasi yang tak berdasar.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Iran dalam pusaran konflik Palestina
Jumat, 27 Oktober 2023 17:18 Wib
Arinal ajak aparatur desa tingkatkan inovasi bangun desa
Sabtu, 23 September 2023 13:56 Wib
Rusia invasi Ukraina, dunia hadapi risiko besar penggunaan senjata nuklir
Jumat, 24 Februari 2023 13:24 Wib
IOC tegaskan sanksi ke Rusia tidak bisa ditawar
Rabu, 1 Februari 2023 8:42 Wib
Rusia ingin atletnya dapat berkompetisi tanpa diskriminasi
Rabu, 1 Februari 2023 8:41 Wib
Jepang: Cegah Rusia serang Ukraina dengan nuklir
Rabu, 12 Oktober 2022 9:55 Wib
Akibat invasi Ukraina, Rusia dilarang ikuti undian kualifikasi Euro 2024
Rabu, 21 September 2022 8:48 Wib
Rusia invasi Ukraina, ekspor kendaraan bekas justru melonjak
Sabtu, 3 September 2022 5:42 Wib