Dokter: Gejala Omicron mirip infeksi virus pada umumnya

id omicron,varian omicron,covid 19

Dokter: Gejala Omicron mirip infeksi virus pada umumnya

Ilustrasi - Jarum suntik medis dan botol terlihat di depan teks Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 di latar belakang. (ANTARA/Pavlo Gonchar/SOPA Images via Reuters.)

Mirip dengan gejala penyakit apa pada anak? Mirip seperti infeksi virus lainnya, jadi tidak mudah membedakan apakah ini akibat COVID-19 atau penyakit lainnya, jelas Anggraini

Jakarta (ANTARA) - Varian baru COVID-19 yang ditemukan di Afrika, Omicron, menunjukkan gejala yang ringan seperti dialami seorang pasien anak di Afrika Selatan, kata dokter spesialis anak  Anggraini Alam.

Dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia ini menyampaikan gejala Omicron serupa dengan infeksi virus lainnya.

"Mirip dengan gejala penyakit apa pada anak? Mirip seperti infeksi virus lainnya, jadi tidak mudah membedakan apakah ini akibat COVID-19 atau penyakit lainnya," jelas Anggraini dalam konferensi pers daring, Senin.

Varian ini menimbulkan gejala ringan seperti kelelahan.Bila anak menunjukkan gejala infeksi virus, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah anak terkena varian Omicron atau justru penyakit lainnya.

Baca juga: Menkes sebut 128 kasus varian Omicron muncul di sembilan negara

"Tes itu sangat penting untuk menegakkan bahwa 'ini adalah COVID' atau bukan," katanya, merujuk kepada tes antigen atau PCR.

Namun, untuk mengetahui apakah anak terjangkit varian Omicron atau bukan, perlu tes lebih mendalam dengan cara mengirimkan sampel virus ke laboratorium pusat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (28/11) mengatakan bahwa sejauh ini belum ada bukti tentang tingkat penularan dan keparahan virus corona varian Omicron.

"Belum diketahui pasti apakah Omicron lebih menular (misalnya, lebih mudah menular di antara manusia) dibanding varian lainnya, seperti Delta," kata WHO lewat pernyataan.

WHO mengatakan lonjakan jumlah orang yang positif COVID-19 dan pasien rawat inap di Afrika Selatan, tempat varian baru itu pertama kali dilaporkan dan dianggap sebagai sumbernya, tidak berarti bahwa penularan atau keparahan dari Omicron lebih tinggi.

Baca juga: Karantina WNA-WNI dari luar negeri menjadi tujuh hari cegah varian Omicron

WHO menegaskan bahwa "ini kemungkinan karena tingginya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi ketimbang dampak spesifik dari Omicron."

"Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang berkaitan dengan Omicron berbeda dari varian lainnya," tulis pernyataan itu.

Menurut informasi yang terbatas, WHO juga memperingatkan bahwa orang yang sebelumnya pernah terpapar COVID-19 dapat terinfeksi kembali dengan Omicron secara lebih mudah dibanding varian yang diwaspadai lainnya.

WHO mengatakan perlu studi lanjutan untuk lebih memahami varian Omicron.

Selagi studi efektivitas vaksin COVID-19 dan pengujian terhadap Omicron sedang berlangsung, obat yang biasanya digunakan untuk menyembuhkan COVID-19 masih bisa ampuh untuk mengobati infeksi Omicron, katanya.