Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah dari Universitas Padjadjaran, dr. Miradz Hudaya M, SpB mengatakan, mengendalikan stres bisa menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena kanker payudara.
“Manajemen stres. Tingkat stres tinggi bisa menyebabkan imun turun. Imun turun bisa mengaktivasi proses radang, menghambat kematian sel kanker. Jadi, hidup dengan mengendalikan stres,” ujar dia dalam talkshow N'PURE bertajuk "Together We Fight! Breast Cancer Awareness" yang digelar secara daring, Selasa.
Miradz yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) itu mengatakan, upaya pencegahan kanker lain yang bisa dilakukan yakni menerapkan pola makan sehat terutama rendah kolesterol dan gula, rajin berolahraga dan menjaga berat tubuh sehat atau menghindari kondisi obesitas.
Menurut dia, gaya hidup tak sehat ditambah tidak menyusui, menjalani terapi hormonal dan implan payudara, usia lanjut dan pernah terkena benjolan jinak menjadi sederet faktor risiko kanker payudara yang menyumbang peluang hingga 80 persen. Sementara sisanya yakni 20 persen berasal dari genetik.
Selain upaya pencegahan, deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada 7-10 hari setelah menstruasi juga disarankan.
Bila seseorang menemukan benjolan atau tanda yang mengarah ke kanker, sebaiknya segera menindaklanjuti dengan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) untuk menemukan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.
“USG, mamografi memberikan gambaran, biopsi untuk dilakukan pemeriksaan jaringan oleh dokter spesialis anatomi,” kata Miradz yang pernah menemukan pasien kanker pada usia sekitar 35 tahun.
Dia mengatakan, sifat kanker bisa tumbuh kapan saja, mudah kambuh dan menyebar, sehingga SADARI, SADANIS dan pemeriksaan ulang misalnya per 6 bulan penting dilakukan.
“Jangan pernah takut ke dokter untuk memeriksakan diri. Penasaranlah dengan apa yang ada. Ketahuan dini itu lebih baik, itu lebih baik outcome-nya. Banyak pasien yang datang sudah stadium lanjut. Takut, (kurang) pengetahuan dan tidak sakit. Jadi, saat sakit baru dia datang,” demikian kata MIradz.
Kementerian Kesehatan juga telah lama menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter jika seseorang menemukan sekecil apapun benjolan di payudara, karena menunda berarti memberi kesempatan pada sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan penderita untuk sembuh.
Berita Terkait
RS Jiwa Naimata Kupang siap tampung caleg stres karena gagal terpilih di Pemilu 2024
Selasa, 20 Februari 2024 12:18 Wib
Jokowi soroti tingginya tingkat stres pada guru
Sabtu, 25 November 2023 12:24 Wib
Menkes sebut bersenang-senang kunci kesehatan jiwa
Sabtu, 11 November 2023 19:21 Wib
Mukomuko fasilitasi pengobatan caleg stres
Kamis, 26 Oktober 2023 18:06 Wib
Korban TPPO alami stres dan trauma
Rabu, 7 Juni 2023 14:24 Wib
RSKD Dadi siapkan tempat tidur bagi caleg stres akibat gagal
Rabu, 22 Februari 2023 9:24 Wib
Kelola stres penting untuk cegah insomnia
Kamis, 17 November 2022 13:46 Wib
Stres justru menambah berat badan
Selasa, 14 Juni 2022 16:34 Wib