ASDP Bakauheni sebut 166.026 penumpang tiba mulai 1-5 Mei

id Larangan Mudik,Mudik,Lebaram,Mudik dilarang,Bandarlampung mudik,Lampung mudik,COVID-19

ASDP Bakauheni sebut 166.026 penumpang tiba mulai 1-5 Mei

Salah satu kapal yang mengangkut penumpang untuk turun di Pelabuhan Bakauheni dari Pelabuhan Merak, Kamis. (6/5/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni menyebutkan sebanyak 166.026 orang penumpang telah tiba di Bakauheni dari Pelabuhan Merak mulai 1-5 Mei atau sebelum larangan mudik diberlakukan.
 
"Lima hari pertama di Mei atau sebelum larangan mudik diberlakukan, kita mencatat kedatangan penumpang terbanyak pada Selasa (4/5) dengan 38.414 orang yang turun di sini dari Merak," kata Humas PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Lampung, Syaifullahil Maslul,  saat dihubungi dari Bandarlampung, Kamis.

Kemudian, dia pun memperinci bahwa pada Sabtu (1/5) jumlah pemudik yang turun di Pelabuhan Bakauheni, baik pejalan kaki maupun dalam kendaraan, berjumlah 38.201 orang. Pada Minggu (2/5) yang tiba sebanyak 34.338, dan Senin (3/4) tercatat 37, 327 orang.
 
"Sehari sebelum pelarangan mudik,  penumpang yang turun di Pelabuhan Bakauheni mengalami penurunan, dan jumlahhnya hanya 17.836 orang,"katanya.

Ia menyebutkabn kondisi Pelabuhan Bakauheni sepi dibandingkan hari sebelumnya, karena larangan mudik sudah diterapkan.
 
Baca juga: Wali Kota Bandarlampung pantau kesiapan posko penyekatan jelang larangan mudik

Ia menyebutkan kendaraan penumpang yang tiba mulai 1-5 Mei didominasi mobil sebanyak 17.984 unit, sepeda motor 10.748 dan bus 1.459.

"Sedangkan untuk pemudik pejalan kaki tercatat 11.056 orang," kata dia.

Sementara itu, salah seorang pemudik asal Pesawaran, Kuswanto (40) beralasan bahwa dirinya mengambil mudik lebih cepat sebab pada Kamis (6/5) akan ada pelarangan mudik secara nasional.

"Kita kan mau pulang ketemu keluarga di rumah. Kalau mendekati Lebaran, keburu tidak diizinkan untuk pulang kampung," kata dia.

Demi mudik lebih cepat, ia rela tidak mengambil gajinya karena memang sudah rindu dengan keluarganya di rumah.

"Kerjaan saya kuli bangunan, pulang karena sudah lama tidak mudik, bahkan saat ingin mudik gaji saya belum diambil, hanya dikasih uang ongkos saja," kata dia.

Baca juga: Bandara Radin Inten beroperasi terbatas selama larangan mudik