Jakarta (ANTARA) - Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor terdepan yang paling terpukul dampak pandemi Covid-19. Tidak ingin terus menyesali keadaan, pemerintah justru melihat pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk mempersiapkan sektor tersebut untuk bisa bangkit dengan melakukan sejumlah pembangunan dan perbaikan.
Sebagai salah satu dari destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), pengembangan fasilitas penunjang kawasan Danau Toba pun tidak luput untuk terus dikejar.
Pasalnya, dibandingkan dengan destinasi pariwisata super prioritas lainnya, yaitu seperti Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, Danau Toba masih membutuhkan pembangunan infrastruktur pendukung.
Percepatan pengembangan kawasan Danau Toba juga tidak terlepas dari sosok Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan putra daerah Toba Samosir.
Luhut terus memantau dan mendukung pengembangan DPSP Danau Toba. Setiap beberapa bulan, Luhut rajin mengunjungi Danau Toba untuk melihat progres pembangunan kawasan danau yang terbentuk akibat letusan super volcano puluhan ribu tahun lalu itu.
Dalam kunjungan terakhirnya, sejumlah proyek pembangunan terus mengalami kemajuan. Mulai dari pembangunan Dermaga Porsea serta Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Balige, yang merupakan sekolah dengan kejuruan pariwisata untuk mendukung dan pengembangan DPSP Danau Toba.
Proyek selanjutnya yakni Dermaga Balige dan Desa Wisata Lintong Ni Huta dan penataan kawasan Pantai Bebas Parapat. Progres yang positif juga terdapat di calon Creative Hub di Dolok Sipiak serta pekerjaan rehabilitasi jalan di Pesanggrahan Soekarno.
Pembangunan di Pelabuhan Ajibata dan Pelabuhan Ambarita juga mengalami kemajuan dan diharapkan bisa mulai beroperasi paling lambat September mendatang.
Sementara itu, proyek di Tano Ponggol akan terus dikebut. Di proyek tersebut nantinya akan dibangun jembatan layang yang akan menyambungkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera.
Ada pun jalan tol Tebing Tinggi-Serbelawan, Sumatera Utara, yang menghubungkan Kualanamu hingga ke Parapat, salah satu akses menuju Danau Toba, akan dapat memangkas waktu tempuh menjadi satu setengah hingga dua setengah jam.
Rencananya, jalan tol yang akan dibuka pada akhir Desember 2021 itu akan menghubungkan sampai ke Pematang Siantar. Sedangkan rencana pembangunan jalur Parapat dan Sibolga diperkirakan akan rampung pada tahun 2024.
Undang investasi
Pengembangan kawasan Danau Toba menjadi salah satu sektor yang ditawarkan pemerintah kepada para investor potensial.
BKPM mencatat, sejumlah investasi yang bisa digarap para investor antara lain hotel bintang empat dan lima di tepi bukit Danau Toba, glamcamp (kemah mewah), fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), area komersial hingga hiburan dalam dan luar ruang.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan pemerintah menawarkan investasi di lahan seluas 386,72 hektare di Danau Toba yang dipegang Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
"Lahannya sudah dimiliki BPODT sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan investasi Anda. Anda bisa bekerja sama dengan BPODT atau bisa juga membeli atau menyewanya dari BPODT dan Anda bisa menjalankan bisnis sesuai keinginan di Toba," katanya.
Di sisi lain, pendekatan juga dilakukan sendiri oleh Menko Luhut kepada sejumlah negara-negara potensial, termasuk China. Negeri tirai bambu disebutnya pernah berencana untuk berinvestasi di Danau Toba hingga 10 miliar dolar AS.
Dalam satu kesempatan, Luhut mengajak Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menikmati panorama indah Danau Toba sambil mendaki dan membicarakan kerja sama investasi, termasuk proyek pariwisata.
"Investor China misalnya sudah berinvestasi di beberapa proyek dan masih akan menanamkan modalnya di kawasan Danau Toba," kata Luhut.
Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China Zhang Xu pin sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional guna penanganan dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, termasuk mendukung sektor pariwisata.
"Mempromosikan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan bilateral kedua negara, terutama dalam mendukung pariwisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Zhang Xu.
Restorasi toilet
Untuk mendukung kawasan pariwisata Danau Toba, pemerintah pun akan merombak fasilitas toilet. Sebagai negara dengan potensi pariwisata yang menakjubkan, kebersihan fasilitas toilet umum menjadi satu hal yang mempengaruhi reputasi wisata di Tanah Air.
"WC itu penting, karena di spot turis kalau tidak ada WC, tidak ada air, tidak ada gunanya," kata Luhut.
Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk mendorong perbaikan kualitas toilet umum, khususnya di lokasi wisata.
Tidak tanggung-tanggung, pemerintah pun menggandeng Mister Loo, startup asal Swiss yang menawarkan konsep toilet umum inovatif.
Terdapat 25 toilet baru yang dibangun di sejumlah titik di spot wisata Danau Toba. Ke 25 toilet itu dibangun dari dana CSR beberapa perusahaan dan akan dikelola bersama dengan Mister Loo.
Sejalan dengan arahan untuk memperbaiki fasilitas toilet di spot wisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berencana membentuk satuan tugas (satgas) toilet nasional sebagai salah satu bagian untuk meningkatkan daya tarik pariwisata nasional.
"Kita harus perbaiki sistem pengelolaan toilet di daerah wisata untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama pariwisata di Asia," kata Sandiaga.
Satgas Toilet Indonesia (STI), salah satu organisasi masyarakat, pun turut mendukung rencana Menparekraf untuk memperbaiki kondisi toilet di daerah kunjungan wisata.
Selain soal kualitas kebersihannya, di banyak daerah wisata, masih banyak toilet yang belum memiliki fasilitas khusus bagi masyarakat disabel yang memakai kursi roda.
"Kami sudah studi ke lapangan dan menemukan ada lima daerah wisata di Indonesia yang bisa menjadi pilot project memasyarakatkan Gerakan Masyarakat Cinta Toilet yang bersih," ujar Ketua STI Anthoney.
Sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas, pemerintah terus mengejar pembangunan dan penataan kawasan Danau Toba mulai dari hal kecil seperti pembangunan toilet hingga investasi dari sejumlah negara potensial.
Harapannya hanya satu, mempersiapkan destinasi tersebut agar bisa menyedot banyak kunjungan wisatawan ketika nanti pandemi Covid-19 mulai bisa dijinakkan.