Buronan Bom Bali 1 sehari-hari jualan golok dan pisau dapur di Lampung Timur

id Buronan bom Bali 1 jualan golok dan pisau dapur, pisau dapur, densus tangkap terduga teroris di Lampung Timur

Buronan Bom Bali 1 sehari-hari jualan golok dan pisau dapur di Lampung Timur

Ilustrasi ( ANTARA FOTO/Destyan S)

Setahu saya pekerjaannya sehari-hari berjualan golok, pisau dapur
Lampung Timur (ANTARA) - Zulkarnaen, buronan terkait kasus bom Bali I tahun 2001 yang ditangkap Densus 88 di Gang Kolibri, Desa Toto Harjo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung pada Kamis (10/12/20), sudah hampir setahun tinggal di Desa Toto Harjo dengan mengontrak rumah. 

"Zulkarnain ini tinggal mengontrak, belum genap setahun lah mengontrak di situ. Kata orang-orang, dia pindahan dari Kota Metro,"  kata Camat Purbolinggo Akih Sunaryo dihubungi di Lampung Timur, Minggu (13/12/20) petang. 

Camat Purbolinggo Akih Sunaryo mengatakan, Zulkarnaen tinggal di rumah kontrakan bersama istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil. 

 Zulkarnaen sosok orang pendiam. 

Akih mengaku kenal dan sempat bertemu Zulkarnaen dan berbincang dalam beberapa acara. Namun dirinya tidak tahu, kalau Zulkarnaen merupakan orang yang tengah diburu oleh Densus 88. 

Adapun pekerjaan sehari-hari Zulkarnaen, bisnis berjualan  golok dan pisau dapur . 

"Setahu saya pekerjaannya sehari-hari berjualan golok, pisau dapur, kualitas pisaunya berkelas punya dan mahal," ujarnya.

Densus 88 Tangkap Dua Orang Terduga Teroris di Purbolinggo

Camat Purbolinggo Akih Sunaryo mengatakan, selain Zulkarnaen,, Tim Densus 88 juga menangkap seorang terduga teroris lagi di Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo. 

Akih mengetahui penangkapan terduga teroris Zulkarnaen  dari koordinasi aparatur pemerintahannya dengan pihak keamanan saat akan dilakukan proses penangkapan. 

"Pada saat itu kan, sedang suasana pilkada, ada informasi pak,  hari ini dari Densus 88  akan ada penangkapan, tapi tidak diberi tahu si A atau si B. Waduh, mungkin ini pengembangan penangkapan sebelumnya yang ditangkap di Taman Fajar," ujarnya. 

Menurutnya, sebelum Zulkarnaen ditangkap, Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap seorang terduga teroris di Desa Taman Fajar, Purbolinggo. 

Akih tidak menyebutkan identitas terduga teroris yang ditangkap di Desa Taman Fajar.

"Ada dua orang yang ditangkap, yang baru ditangkap ini kan di Desa Toto Harjo, tapi beberapa hari sebelumnya ada yang ditangkap di Desa Taman Fajar," ungkap dia. 

Sepengetahuannya, terduga teroris yang ditangkap di Desa Taman Fajar karena perannya membantu menyembunyikan seorang terduga teroris.

"Karena dia menyembunyikan orang yang membom di Poso, dia ditangkap karena menyembunyikan orang itu di Lampung Tengah," jelasnya. 

Dari penangkapan terduga teroris di Desa Taman Fajar itu, Densus mengamankan barang bukti berupa senjata api rakitan dan buku-buku tentang jihad.. 

"Dari penangkapan, ada dua senjata rakitan dan buku-buku tentang jihat, kalau yang di Desa Toto Harjo, saya kurang tahu," sebutnya. 

Sebelumnya diwartakan, Tim Densus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris bernama Zulkarnaen (57) di Lampung.

Zulkarnaen yang memiliki nama alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman ini ditangkap di Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

"Telah dilakukan penangkapan tanpa perlawanan terhadap DPO (buronan)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu malam.

Zulkarnaen merupakan buronan terkait kasus bom Bali I tahun 2001.

"Zulkarnain adalah panglima askari Jamaah Islamiyah ketika bom Bali 1," kata Argo.

Zulkarnaen diduga berperan dalam menyembunyikan Upik Lawangan alias Taufik Bulaga alias Udin.

Upik sendiri telah lebih dulu ditangkap Densus 88 di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada 23 November 2020.

Selain itu, keterlibatan Zulkarnaen dalam tindak pidana terorisme adalah berperan membuat Unit Khos yang kemudian terlibat bom Bali dan konflik-konflik di Poso dan Ambon.

Unit khos diketahui sama seperti special taskforce.

Argo menambahkan terduga teroris asal Sragen, Jawa Tengah ini pernah menempuh pendidikan selama empat semester pada tahun 1982 di Fakultas Biologi sebuah kampus kenamaan di D.I. Yogyakarta.


Baca juga: Densus 88 geledah rumah terduga teroris di Desa Banjarejo Lampung Timur