Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan pesawat N219 amfibi ditargetkan bisa uji terbang sebelum 2023.
"Targetnya sebelum 2023 itu sudah bisa uji terbang," kata Thomas saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Rabu.
Thomas menuturkan float atau pengapung pada pesawat amfibi tersebut dibuat dari bahan komposit.
"Tahap pengembangannya sekarang masih dalam perancangan terkait dengan float-nya kemudian beberapa pengujian dan persiapan yang lain," ujar Thomas.
Thomas menuturkan pengembangan pesawat N219 amfibi diperlukan untuk konektivitas pulau-pulau terpencil dan khusus destinasi wisata di mana daerah-daerah itu tidak mempunyai landasan di darat.
Pesawat amfibi N219 dibuat untuk bisa lepas landas baik di darat maupun di perairan.
"Tentu perlu modifikasi supaya pesawat nanti bisa lepas landas di darat dan di air," tutur Thomas.
Baca juga: Penguasaan teknologi antariksa syarat majukan Indonesia melalui Industri 4.0
Pesawat amfibi N219 merupakan pengembangan dari pesawat N219 yang mana saat ini sedang dalam uji terbang untuk mendapatkan sertifikat tipe.
Uji terbang pesawat N219 ditargetkan selesai pada 2020 sehingga pada 2021 sudah bisa diproduksi dan terbang sebagai pesawat pengangkut penumpang.
Pengembangan pesawat amfibi N219 juga melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Dirgantara Indonesia. Selain dua lembaga itu, pengembangan float pesawat juga melibatkan mitra dari Amerika Serikat.
Sama seperti pesawat N219, pesawat amfibi tersebut dikembangkan untuk mengangkut penumpang sebanyak 19 orang.
Penggunaan tingkat komponen dalam negeri untuk pesawat amfibi N219 sebanyak 40 persen, dan akan ditingkatkan sampai 60 persen.*
Pesawat N219 amfibi ditargetkan uji terbang sebelum 2023
Tahap pengembangannya sekarang masih dalam perancangan terkait dengan float-nya kemudian beberapa pengujian dan persiapan yang lain, ujar Thomas