Wagub Lampung dukung pengembangan desa wisata

id wagub lampung nunik, desa wisata lampung, potensi wisata lampung

Wagub Lampung dukung pengembangan desa wisata

Wagub Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) (Antara Lampung/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) mendorong pemerintah kabupaten/kota dan pengusaha mewujudkan pembangunan desa wisata sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan.

"Pengembangan desa wisata ini sebagai upaya penanggulangan kemiskinan. Karena kemiskinan juga paling banyak di desa, padahal kekayaan sumber daya manusia melimpah, tetapi tetap saja kemiskinan di desa tidak turun dengan signifikan," ujar Nunik pada acara workshop Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Rabu.

Menurut dia, desa wisata menjadi salah satu langkah penanganan kemiskinan yang cenderung berada di wilayah pedesaan.

Ia mengatakan pembangunan desa wisata nantinya tidak akan mengubah apa yang sudah menjadi ciri khas dari desa seperti dengan kekayaan alam dan segala yang dimiliki desa tersebut serta tetap menghargai kearifan lokal.

"Desa tersebut menjadi tujuan wisata tetapi tidak mengubah karakter asli desa tersebut. Masyarakat berkunjung untuk menikmati yang ada di desa wisata tersebut dan mengenali seperti wisata edukasi atau belajar tentang apa yang ada di desa itu," katanya.

Pembangunan desa wisata ini, lanjutnya, menjadi penting untuk dikembangkan di Provinsi Lampung, mengingat daerah setempat terdiri atas desa-desa dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

Apalagi, sambung Nunik semua desa di Provinsi Lampung punya kelebihan, keunikan dan punya modal dasar.

"Modal dasar itu tinggal disentuh untuk bisa dimanfaatkan menjadi kegiatan wisata, semuanya bisa dan memungkinkan," ujarnya.

Nunik menjelaskan bahwa tidak harus desa yang memiliki bekal panorama seperti pantai, gunung dan air terjun yang bisa dijadikan sebagai desa wisata, namun potensi keunikan daya tarik yang ada di desa lainnya bisa dijadikan sesuatu yang bisa menarik bagi wisatawan.

"Jadi tidak hanya desa yang punya panorama pantai, gunung dan air terjun, tidak selalu seperti itu, ini soal kreativitas saja karena semua desa pada intinya punya keunikan dan punya sesuatu yang bagus," katanya.

Ia menyebutkan untuk mengembangkan desa wisata kuncinya adalah bagaimana melakukan manajemen dengan baik mulai dari Sumber Daya Alam (SDA) hingga Sumber Daya Manusia (SDM) serta melakukan inovasi yang ada didesa.

"Menurut saya kita bisa mulai dengan mengidentifikasi keunikan-keunikan yang ada di desa. Identifikasi SDM yang memungkinkan untuk berkolaborasi memanagemen desa wisata dan mengidentifikasi pihak-pihak yang berkenan untuk mendukung. Kita bisa memulai mengerjakan apa yang ada disekitaran desa tersebut," ujarnya.

Selain itu, menurut Nunik juga dibutuhkan sistem dukungan dari pemerintah daerah baik provinsi maupun jabupaten/kota.

"Pemerintah daerah bisa berperan, seperti terhadap marketing, melatih SDM bagaimana menggerakkan desa wisata yakni menjadi pemandu wisata dengan menawarkan paket wisata, menyediakan homestay dan lainnya. Pemerintah daerah juga bisa memberikan bekal keterampilan bagi para SDM desa wisata," katanya.

Apalagi, lanjut Nunik, dalam rangka bonus demografi dan menjawab tantangan era revolusi industri 4.0, SDM di desa harus siap dengan dibekali pendidikan dan keterampilan.

"Bicara bonus demografi paling banyak nanti dari desa, anak-anak muda angkatan kerja di desa banyak sekali, bonus demografi harus digunakan dengan baik dengan dibekali pendidikan dan keterampilan terutama dengan persaingan yang semakin ketat di era revolusi industri 4.0," ujarnya.


Nunik menuturkan tidak menargetkan berapa jumlah desa wisata yang harus dibangun di kabupaten/kota dan tidak memaksa desa untuk menjadi lokasi pariwisata.


Menurutnya, tetapi lebih kepada bagaimana langkah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.

"Kita membaca ini sebagai peluang untuk menaikkan kesejahteraan warga desa tetapi jangan paksa desa-desa untuk menjadi desa wisata," ujarnya.

Seperti diketahui, pada tahun 2018 di Provinsi Lampung sendiri terdapat 85 desa wisata.

Baca juga: IKM minta Pemda permudah legalitas usaha UMKM