Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menegaskan, masalah pengembangan sumber daya manusia di Papua menjadi perhatian pemerintah dan menjanjikan 1.000 sarjana dari daerah tersebut akan diterima bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta perusahaan swasta besar.
"Untuk BUMN dan perusahaan swasta besar akan saya paksa. Kalau lewat prosedur udah kelamaan, jadi kewenangan saya, saya gunakan agar bisa terima yang baru lulus mahasiswa dari Tanah Papua," kata Jokowi saat menerima sekitar 61 tokoh Papua di Istana Negara, Selasa.
Kepala Negara menyebutkan, pada tahun ini akan dibuka sekitar 1.000 lowongan bagi sarjana Papua yang baru lulus untuk bisa bekerja di BUMN maupun perusahaan swasta besar lainnya.
Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi permintaan para tokoh Papua terkait berbagai permasalahan sumber daya manusia agar bisa bersaing dan diberi kesempatan yang sama.
Presiden mengakui bahwa sarjana dari Papua banyak yang pintar, hal ini diungkapkannnya saat bertemu mahasiswa Papua yang kuliah di berbagai negara.
"Saat saya ke California di Amerika, saya bertemu dengan 12 mahasiswa kita yang dari Papua, mereka sangat pintar," katanya.
Kepala Negara menyebutkan bahwa saat berkunjung ke New Zailand, Australia, juga ketemu dengan mahasiswa asal Papua yang kulaih, baik S1, S2, maupun S3.
Presiden mengakui masih sedikit sehingga perlu banyak lagi sumber daya manusia yang pintar dan mumpuni yang dibutuhkan untuk membangun Papua.
Dalam kesempatan ini Jokowi juga mengungkapkan keluhan mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di luar negeri tersebut dan menanyakan akan bekerja dimana setelah mereka lulus.
Untuk itu, Jokowi menegaskan kembali ke Papua untuk membangun tanah kelahiran agar lebih maju dari sekarang dan bisa bersaing dengan daerah lainnya.