Jayapura (ANTARA) - Arkeolog Papua Hari Suroto mengaku khawatir dengan kebiasaan bercocok tanam ubi jalar yang mulai berkurang oleh petani yang ada di Lembah Baliem atau di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
"Sejak kehadiran beras atau pun tanaman padi di Wamena, membuat Suku Dani di Lembah Baliem banyak mengonsumsi nasi, sedangkan kebun keladi (talas) dan ubi jalar mereka sebagian dibiarkan begitu saja," katanya, di Kota Jayapura, Papua, Senin.
Hari yang mengaku baru saja kembali dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya itu mengatakan kondisi ini sudah pasti akan mengubah cara pola bercocok tanam atau bertani, yang dulunya biasa bertani atau menanam ubi jalar dan keladi, kini mulai beralih ke tanam padi dan makan beras.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan, apalagi dalam budaya memasak dengan cara bakar batu, keladi dan ubi jalar menjadi bahan makanan utama. Beras tidak mungkin diolah dengan cara bakar batu," katanya.
Apalagi, kata dia, ternak babi tidak bisa makan jerami padi, sehingga hal ini sudah pasti akan menjadi persoalan di kemudian hari jika tidak terjadi perimbangan antara menanam ubi jalar dan keladi dengan padi yang bisa menjadi beras dan dimakan.
"Apakah posisi ternak babi akan tergantikan oleh sapi yang suka jerami? Budaya Baliem harus tetap dipertahankan, walaupun sudah dimulai budi daya padi, tetapi ubi jalar dan keladi tidak boleh dilupakan," katanya.
Menurut dia, pemandangan tersebut bisa tampak di Kampung Honelama, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada ketinggian 1650 meter di atas permukaan laut terdapat hamparan sawah dengan tanaman padi yang menguning siap panen.
"Tanaman padi di sawah ini dibudidayakan oleh Suku Dani. Sungguh luar biasa, Suku Dani yang sejak prasejarah dikenal sebagai petani tangguh, dengan tanaman utama keladi, pisang, ubi jalar dan buah merah," katanya.
Tapi kini, kata Hari yang merupakan alumni dari Universitas Udayana Bali itu, mengatakan mereka telah menghasilkan padi. Padi merupakan bahan makanan pokok baru bagi Suku Dani.
"Sebelum mereka mengenal bercocok tanam padi, mereka telah dikenalkan beras, yang didatangkan dari Jayapura, berton-ton menggunakan pesawat kargo. Budi daya tanaman padi ini diperkenalkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya dan pihak terkait," demikian Hari Suroto.
Berita Terkait
Anggota Polres Lanny Jaya dievakuasi ke RS Bhayangkara
Jumat, 13 Desember 2024 6:43 Wib
Satgas: Tim gabungan kejar KKB yang bunuh pelajar di Dekai Papua
Rabu, 4 Desember 2024 10:22 Wib
Kaops: Satu anggota KKB tewas ditembak personel TNI-Polri di Gome
Selasa, 3 Desember 2024 5:23 Wib
BBKSDA Papua lepas tiga Kasuari Selatan di Hutan Tinaruma Mimika
Sabtu, 30 November 2024 21:54 Wib
Pj Gubernur sebut Pilkada 2024 di PBD berjalan lancar dan aman
Rabu, 27 November 2024 15:47 Wib
Mabes Polri kirim 300 personel Brimob amankan pilkada
Rabu, 13 November 2024 16:34 Wib
Dokter luka parah dianiaya pejabat di Papua
Selasa, 12 November 2024 10:53 Wib
Dokter di Mamteng Papua dianiaya
Selasa, 12 November 2024 10:48 Wib