Wagub Lampung lepas peserta Silatnas Bu Nyai Nusantara ke Surabaya

id wagub lampung, nunik, silatnas, bu nyai nusantara

Wagub Lampung lepas peserta Silatnas Bu Nyai Nusantara ke Surabaya

Wagub Lampung Chusnunia Chalim bersama peserta Silatnas Bu Nyai Nusantara, di Bandarlampung, Kamis (11/7/2019). (Antara Lampung/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim melepas peserta Silaturahmi Nasional (Silatnas) Bu Nyai Nusantara, di Surabaya, 13-14 Juli 2019.

"Saya titipkan doa demi kejayaan serta kesejahteraan Lampung di masa mendatang," kata dia, di Rumah Dinas Wakil Gubernur Lampung, Bandarlampung, Kamis.

Wagub Nunik juga turut mengharapkan dukungan dan doa peserta Silatnas terhadap kepemimpinannya bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam memimpin Provinsi Lampung.

"Saya minta doanya kepada ibu-ibu sekalian agar saya bersama Pak Arinal dalam memimpin Lampung diberikan kemampuan untuk memberi yang terbaik serta menyukseskan segala program pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Lampung," ujarnya.

Nunik sapaan akrab Chusnunia turut mendoakan seluruh peserta tiba di tujuan dengan selamat dan dapat mengikuti acara dengan lancar.

"Semoga Lampung dapat kecipratan berkah dan hidayahnya," guraunya.

Ketua Koordinator Silatnas Lampung Malikhah Sa'adah menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Wagub Nunik atas segala bantuan serta dukungannya dalam berbagai hal kegiatan.

"Insya Allah kami semua berusaha semaksimal mungkin melalui kesempatan Silatnas ini untuk menjadikan Lampung yang sholeh dan sholehah ke depannya," tuturnya.

Silatnas yang akan digelar di Hotel Fairfield by Marriott Surabaya pada 13-14 Juli 2019 mendatang, selain menjadi wadah jalinan silaturahim antarIbu Nyai dari berbagai pesantren, acara Silatnas Ibu Nyai Nusantara 2019 ini juga diisi dengan diskusi kebangsaan bertajuk "Bu Nyai dan Reaktualisasi Islam Kebangsaan".

Silatnas Ibu Nyai Nusantara 2019 juga diisi berbagai panel diskusi terfokus  dengan topik-topik terkini seputar isu perempuan, agama, dan kebangsaan, yaitu, respon pesantren terhadap fenomena hijrah style, pemberdayaan ekonomi pesantren, gerakan ayo ngaji, deradikalisasi dalam keluarga.