Pemprov Lampung akan adopsi tata kelola sampah dari Pemkot Surabaya
Saya mendengarkan secara langsung keluh kesah masyarakat Lampung akan sampah, khususnya masyarakat di daerah Teluk Lampung, Sukaraja
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung akan mengadopsi tata kelola sampah yang diterapkan Pemerintah Kota Surabaya, sebagai upaya mengatasi persoalan sampah yang belum terkelola dengan baik.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim dalam kunjungannya ke Pemkot Surabaya, Jumat, mengutarakan bahwa pihaknya akan mempelajari tata kelola sampah yang sangat baik dilakukan oleh Pemkot Surabaya.
.
Kunjungan kerja Wagub tersebut sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah, seperti yang dikeluhkan masyarakat di daerah Teluk Lampung, Sukaraja dan keinginannya agar Lampung memiliki Tata Kelola Sampah terbaik.
"Saya mendengarkan secara langsung keluh kesah masyarakat Lampung akan sampah, khususnya masyarakat di daerah Teluk Lampung, Sukaraja," ujar Chusnunia dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Jumat.
Menurut dia, sampah tersebut menurunkan pendapatan mereka sebagai nelayan. Oleh karena itu, ia melakukan kunjungan kerja ini sebagai upaya dalam meningkatkan tata kelola sampah di Provinsi Lampung.
Wagub yang akrab disapa Nunik ini ingin menjadikan Provinsi memiliki tata kelola sampah terbaik.
"Sampah menjadi persoalan bagi setiap daerah. Tanpa pengelolaan yang baik, maka daerah tersebut akan menjadi kumuh dan kotor karena sampah. Oleh karena itu, saya ingin menjadikan Provinsi Lampung menjadi provinsi yang memiliki tata kelola sampah terbaik," ujarnya.
Untuk meningkatkan tata kelola itu, Wagub Nunik akan menerapkan program 3R (reduce, reuse, dan recycle).
"Dengan menerapkan program 3R dengan baik, maka Provinsi Lampung akan mampu menjadi provinsi dengan tata kelola sampah yang baik, sama seperti halnya Kota Surabaya," ujarnya.
Nunik mengatakan lebih lanjut diperlukan komitmen bersama dalam pengelolaan sampah, sehingga Lampung mampu menjadi provinsi dengan tata kelola sampah terbaik.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan, menjelaskan bahwa saat ini Kota Surabaya menjadi kota dengan penanganan sampah terbaik.
"Kota Surabaya memiliki luas wilayah mencapai 374 km persegi dengan jumlah penduduk mencapai 3.307.300 jiwa. Dulunya kota Surabaya memiliki pengalaman buruk dalam tata kelola sampah. Namun dengan melakukan pembelajaran dan kerja sama dengan berbagai pihak, Pemkot Surabaya berhasil menjadi kota dengan penanganan sampah terbaik,” jelas Hendro.
Hendro menuturkan penanganan sampah di masa sebelumnya, dilakukan sekitar 75 persen oleh pihak ketiga. Kini penanganan sampah tersebut sudah dilakukan swakelola oleh dinas terkait sehingga garis perintah tegas dapat langsung diperintahkan ke dinas.
Selain itu, Pemkot Surabaya melakukan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan dengan menerapkan program 3R.
"PDU ini mampu mengelola 5-6 ton sampah per hari dengan kapasitas maksimum 20 ton per hari," jelasnya.
Pemkot Surabaya juga melakukan penyapuan sampah dan pengangkutan sampah dan menyediakan fasilitas pengurangan sampah dengan membuat rumah kompos.
Kemudian membuat TPST Super Depo Sutorejo, serta melakukan inovasi pengelolaan sampah di pasar, PLTSA, SWAT, serta memberdayakan masyarakat dengan mengadakan lomba kebersihan dan menyediakan bank sampah.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim dalam kunjungannya ke Pemkot Surabaya, Jumat, mengutarakan bahwa pihaknya akan mempelajari tata kelola sampah yang sangat baik dilakukan oleh Pemkot Surabaya.
.
Kunjungan kerja Wagub tersebut sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah, seperti yang dikeluhkan masyarakat di daerah Teluk Lampung, Sukaraja dan keinginannya agar Lampung memiliki Tata Kelola Sampah terbaik.
"Saya mendengarkan secara langsung keluh kesah masyarakat Lampung akan sampah, khususnya masyarakat di daerah Teluk Lampung, Sukaraja," ujar Chusnunia dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Jumat.
Menurut dia, sampah tersebut menurunkan pendapatan mereka sebagai nelayan. Oleh karena itu, ia melakukan kunjungan kerja ini sebagai upaya dalam meningkatkan tata kelola sampah di Provinsi Lampung.
Wagub yang akrab disapa Nunik ini ingin menjadikan Provinsi memiliki tata kelola sampah terbaik.
"Sampah menjadi persoalan bagi setiap daerah. Tanpa pengelolaan yang baik, maka daerah tersebut akan menjadi kumuh dan kotor karena sampah. Oleh karena itu, saya ingin menjadikan Provinsi Lampung menjadi provinsi yang memiliki tata kelola sampah terbaik," ujarnya.
Untuk meningkatkan tata kelola itu, Wagub Nunik akan menerapkan program 3R (reduce, reuse, dan recycle).
"Dengan menerapkan program 3R dengan baik, maka Provinsi Lampung akan mampu menjadi provinsi dengan tata kelola sampah yang baik, sama seperti halnya Kota Surabaya," ujarnya.
Nunik mengatakan lebih lanjut diperlukan komitmen bersama dalam pengelolaan sampah, sehingga Lampung mampu menjadi provinsi dengan tata kelola sampah terbaik.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan, menjelaskan bahwa saat ini Kota Surabaya menjadi kota dengan penanganan sampah terbaik.
"Kota Surabaya memiliki luas wilayah mencapai 374 km persegi dengan jumlah penduduk mencapai 3.307.300 jiwa. Dulunya kota Surabaya memiliki pengalaman buruk dalam tata kelola sampah. Namun dengan melakukan pembelajaran dan kerja sama dengan berbagai pihak, Pemkot Surabaya berhasil menjadi kota dengan penanganan sampah terbaik,” jelas Hendro.
Hendro menuturkan penanganan sampah di masa sebelumnya, dilakukan sekitar 75 persen oleh pihak ketiga. Kini penanganan sampah tersebut sudah dilakukan swakelola oleh dinas terkait sehingga garis perintah tegas dapat langsung diperintahkan ke dinas.
Selain itu, Pemkot Surabaya melakukan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan dengan menerapkan program 3R.
"PDU ini mampu mengelola 5-6 ton sampah per hari dengan kapasitas maksimum 20 ton per hari," jelasnya.
Pemkot Surabaya juga melakukan penyapuan sampah dan pengangkutan sampah dan menyediakan fasilitas pengurangan sampah dengan membuat rumah kompos.
Kemudian membuat TPST Super Depo Sutorejo, serta melakukan inovasi pengelolaan sampah di pasar, PLTSA, SWAT, serta memberdayakan masyarakat dengan mengadakan lomba kebersihan dan menyediakan bank sampah.