Beijing (ANTARA) - Tujuh pelaut asal Indonesia yang baru saja dibebaskan dari segala tuntutan hukum di China berharap bisa segera dipulangkan ke Tanah Air.
"Perusahaan sudah kooperatif, mudah-mudahan bisa segera pulang," kata Kapten Kapal Jixiang, Waryanto dalam pesan singkatnya kepada Antara di Beijing, Senin malam.
Kapal berbendera Sierra Leone yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Taiwan ditahan oleh Badan Keamanan Laut China (MSA) pada 17 April 2019 atas pelanggaran wilayah.
Kapal bermuatan gula dari Taichung dan Taipei, Taiwan, itu seharusnya berlayar menuju Hong Kong, namun kapten kapal diperintahkan memutar melalui Shanghai sehingga dianggap melakukan pelanggaran wilayah.
Sejak saat itu Kapal Jixiang diproses secara hukum oleh MSA sehingga tujuh awaknya yang berkewarganegaraan Indonesia tidak jelas nasibnya. Apalagi perusahaan mengancam akan menahan ijazah dan gaji mereka kalau tidak bersedia menjalankan kapal yang sampai saat itu masih ditahan.
"Kami tidak mau karena itu sudah melanggar peraturan. Orang-orang kantor (pemilik kapal) kami tetap meminta kami memberangkatkan kapal tanpa surat-surat resmi. Saya menolak, takutnya masalah kami makin bertambah," ujar pelaut berusia 41 tahun itu.
Setelah melalui proses panjang dan desakan dari Konsulat Jenderal RI di Shanghai, pihak perusahaan akhirnya bersedia membayar denda yang ditetapkan oleh pihak MSA dan Imigrasi China pada Kamis (9/5/2019).
"Gaji kami juga sudah dibayarkan langsung di atas kapal," kata Waryanto yang juga mengirimkan peta lokasi terakhir kapalnya di perairan Selat Taiwan pada Senin pukul 18.58 waktu setempat (17.58 WIB).
Waryanto dan enam ABK berpaspor Indonesia, yakni Oskar Raya Bitan (31), Zainal Haris (41), Endrayanto (30), Setiawan Zem Rente (25), Azzumar Sajidin (32), dan Sahbri (27) sepakat ingin segera mengakhiri hubungan kerja dengan perusahaan pelayaran tersebut karena tidak ingin kasus serupa terjadi lagi.
Sebelum di tangkap, Waryanto dan kawan kawan sudah ragu kenapa kapal yang seharusnya bertujuan Hong Kong yang secara geografis berada di baratdaya Taiwan harus memutar haluan di Shanghai yang berada di utara.
"Kami saat ini sedang dalam perjalanan menuju Singapura," kata Waryanto.
Berita Terkait
KBRI Suva serahkan bantuan ke pelaut Indonesia
Jumat, 1 Mei 2020 6:07 Wib
Taiwan karantina 700 pelaut setelah temukan kasus positif corona
Minggu, 19 April 2020 4:59 Wib
Pelaut dari kapal perang AS terinfeksi virus corona
Senin, 16 Maret 2020 10:39 Wib
Jepang rencanakan kirim 270 pelaut ke Timur Tengah untuk kawal kapal
Kamis, 5 Desember 2019 12:52 Wib
Kapal selam terbakar, 14 pelaut Rusia tewas
Rabu, 3 Juli 2019 21:45 Wib
Indonesia Terdepan Kelola Ikan
Minggu, 7 September 2014 6:39 Wib
19 Pelaut Korut Tewas
Selasa, 5 November 2013 11:07 Wib
Pelaut Indonesia Terbesar Ketiga Dunia
Sabtu, 27 April 2013 7:00 Wib