Murray nyatakan pensiun dari dunia tenis setelah kekalahan di Olimpiade Paris
Jakarta (ANTARA) - Andy Murray menyatakan pensiun ketika kariernya yang gemilang berakhir secara emosional di Olimpiade Paris, Kamis (1/8) waktu setempat atau Jumat WIB, menutup babak lain dalam generasi emas tenis.
Mantan petenis nomor satu dunia dan tiga kali juara Grand Slam itu pensiun pada usia 37 tahun ketika ia dan Dan Evans kalah di perempat final ganda putra di Roland Garros.
Pasangan Amerika Taylor Fritz dan Tommy Paul memberikan pukulan dengan kemenangan 6-2, 6-4 di Lapangan Suzanne Lenglen yang penuh sesak.
Murray dari Inggris telah mengumumkan bahwa Olimpiade akan menjadi kompetisi terakhirnya.
"Saya bangga dengan karier saya, prestasi saya dan apa yang saya berikan dalam olahraga ini," kata Murray, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Jelas itu sangat emosional karena ini terakhir kalinya saya memainkan pertandingan kompetitif. Namun saya benar-benar bahagia saat ini. Saya senang dengan hasil akhirnya."
"Saya senang bisa tampil di sini di Olimpiade dan menyelesaikannya sesuai persyaratan saya karena terkadang dalam beberapa tahun terakhir hal itu tidak pasti."
Saingan lamanya, Novak Djokovic, menggambarkan Murray sebagai "pesaing yang luar biasa".
"Salah satu pejuang tenis terhebat yang pernah ada. Semangat juangnya jelas merupakan sesuatu yang saya yakin akan menginspirasi banyak generasi mendatang," kata petenis Serbia itu.
Cedera panjang
Murray yang merupakan salah satu dari "Big Four" dalam olahraga tenis, bergabung dengan juara Grand Slam 20 kali Roger Federer yang pensiun setelah petenis Swiss itu berhenti pada 2022.
Juara 22 kali Grand Slam Rafael Nadal yang berjuang melawan lebih banyak cedera pada usia 38 tahun, tersingkir dari Olimpiade Paris pada Rabu (30/7), dan menyatakan bahwa ia memainkan pertandingan terakhirnya di Roland Garros, di mana ia memenangi 14 gelar Grand Slam-nya.
Nadal juga mengatakan tidak akan bermain di US Open, yang memicu lebih banyak spekulasi bahwa karier petenis hebat asal Spanyol itu juga sudah tamat.
Dengan demikian, hanya Djokovic yang berusia 37 tahun -- juara 24 Grand Slam yang memecahkan rekor -- yang masih aktif di antara talenta-talenta muda.
Murray mengakhiri penantian 77 tahun Inggris untuk menjadi juara di sektor putra di Wimbledon ketika ia meraih kemenangan pada 2013 dengan mengalahkan Djokovic di final.
Dia menambahkan gelar major kedua pada 2016, menjadikan total gelar Grand Slam dalam kariernya menjadi tiga setelah US Open 2012.
Murray memenangi emas pada Olimpiade 2012 di All England Club ketika ia mengalahkan Federer hanya beberapa pekan setelah ia kalah di final Wimbledon dari petenis Swiss itu di lapangan yang sama.
Empat tahun kemudian ia mengalahkan Juan Martin del Potro untuk menjadi petenis pertama, putra maupun putri, yang memenangi dua medali emas tunggal Olimpiade.
Murray juga memimpin Inggris meraih gelar Piala Davis pada 2015, yang pertama bagi negaranya dalam 79 tahun.
Dia telah memenangi 46 gelar secara keseluruhan.
Namun, ia dilanda cedera dalam beberapa tahun terakhir, merosot ke peringkat 117 dunia.
Petenis asal Skotlandia itu telah bermain dengan pinggul berimplan metal sejak 2019 dan mengalami cedera pergelangan kaki awal tahun ini sebelum menjalani operasi pengangkatan kista tulang belakang, yang membuatnya absen dari pertandingan nomor tunggal di Wimbledon.
Ia bermain di nomor ganda dengan saudaranya Jamie, namun kalah pada babak pertama sebelum upacara penghormatan emosional yang disiapkan oleh ketua turnamen.
"Sulit karena saya ingin terus bermain, tapi saya tidak bisa," ujar Murray di All England Club.
"Secara fisik saat ini terlalu sulit, semua cederanya bertambah meski tidak terlalu signifikan."
Di sisi lain, mulai bermunculan bintang baru di tenis putra.
Jannik Sinner, petenis Italia berusia 22 tahun, menggantikan Djokovic sebagai juara Australian Open pada Januari dan akhirnya meraih peringkat satu dunia.
Carlos Alcaraz, 21 tahun, memenangi French Open dan berhasil mempertahankan gelar Wimbledon mengalahkan Djokovic dalam final pada bulan lalu.
"Merupakan suatu kehormatan untuk berbagi lapangan denganmu, Andy!" tulis Alcaraz di media sosial X sebagai penghormatan kepada Murray.
"Selamat atas karier legendaris dan menjadi teladan bagi semua orang. Anda akan selalu memiliki penggemar di sini."
Mantan petenis nomor satu dunia dan tiga kali juara Grand Slam itu pensiun pada usia 37 tahun ketika ia dan Dan Evans kalah di perempat final ganda putra di Roland Garros.
Pasangan Amerika Taylor Fritz dan Tommy Paul memberikan pukulan dengan kemenangan 6-2, 6-4 di Lapangan Suzanne Lenglen yang penuh sesak.
Murray dari Inggris telah mengumumkan bahwa Olimpiade akan menjadi kompetisi terakhirnya.
"Saya bangga dengan karier saya, prestasi saya dan apa yang saya berikan dalam olahraga ini," kata Murray, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Jelas itu sangat emosional karena ini terakhir kalinya saya memainkan pertandingan kompetitif. Namun saya benar-benar bahagia saat ini. Saya senang dengan hasil akhirnya."
"Saya senang bisa tampil di sini di Olimpiade dan menyelesaikannya sesuai persyaratan saya karena terkadang dalam beberapa tahun terakhir hal itu tidak pasti."
Saingan lamanya, Novak Djokovic, menggambarkan Murray sebagai "pesaing yang luar biasa".
"Salah satu pejuang tenis terhebat yang pernah ada. Semangat juangnya jelas merupakan sesuatu yang saya yakin akan menginspirasi banyak generasi mendatang," kata petenis Serbia itu.
Cedera panjang
Murray yang merupakan salah satu dari "Big Four" dalam olahraga tenis, bergabung dengan juara Grand Slam 20 kali Roger Federer yang pensiun setelah petenis Swiss itu berhenti pada 2022.
Juara 22 kali Grand Slam Rafael Nadal yang berjuang melawan lebih banyak cedera pada usia 38 tahun, tersingkir dari Olimpiade Paris pada Rabu (30/7), dan menyatakan bahwa ia memainkan pertandingan terakhirnya di Roland Garros, di mana ia memenangi 14 gelar Grand Slam-nya.
Nadal juga mengatakan tidak akan bermain di US Open, yang memicu lebih banyak spekulasi bahwa karier petenis hebat asal Spanyol itu juga sudah tamat.
Dengan demikian, hanya Djokovic yang berusia 37 tahun -- juara 24 Grand Slam yang memecahkan rekor -- yang masih aktif di antara talenta-talenta muda.
Murray mengakhiri penantian 77 tahun Inggris untuk menjadi juara di sektor putra di Wimbledon ketika ia meraih kemenangan pada 2013 dengan mengalahkan Djokovic di final.
Dia menambahkan gelar major kedua pada 2016, menjadikan total gelar Grand Slam dalam kariernya menjadi tiga setelah US Open 2012.
Murray memenangi emas pada Olimpiade 2012 di All England Club ketika ia mengalahkan Federer hanya beberapa pekan setelah ia kalah di final Wimbledon dari petenis Swiss itu di lapangan yang sama.
Empat tahun kemudian ia mengalahkan Juan Martin del Potro untuk menjadi petenis pertama, putra maupun putri, yang memenangi dua medali emas tunggal Olimpiade.
Murray juga memimpin Inggris meraih gelar Piala Davis pada 2015, yang pertama bagi negaranya dalam 79 tahun.
Dia telah memenangi 46 gelar secara keseluruhan.
Namun, ia dilanda cedera dalam beberapa tahun terakhir, merosot ke peringkat 117 dunia.
Petenis asal Skotlandia itu telah bermain dengan pinggul berimplan metal sejak 2019 dan mengalami cedera pergelangan kaki awal tahun ini sebelum menjalani operasi pengangkatan kista tulang belakang, yang membuatnya absen dari pertandingan nomor tunggal di Wimbledon.
Ia bermain di nomor ganda dengan saudaranya Jamie, namun kalah pada babak pertama sebelum upacara penghormatan emosional yang disiapkan oleh ketua turnamen.
"Sulit karena saya ingin terus bermain, tapi saya tidak bisa," ujar Murray di All England Club.
"Secara fisik saat ini terlalu sulit, semua cederanya bertambah meski tidak terlalu signifikan."
Di sisi lain, mulai bermunculan bintang baru di tenis putra.
Jannik Sinner, petenis Italia berusia 22 tahun, menggantikan Djokovic sebagai juara Australian Open pada Januari dan akhirnya meraih peringkat satu dunia.
Carlos Alcaraz, 21 tahun, memenangi French Open dan berhasil mempertahankan gelar Wimbledon mengalahkan Djokovic dalam final pada bulan lalu.
"Merupakan suatu kehormatan untuk berbagi lapangan denganmu, Andy!" tulis Alcaraz di media sosial X sebagai penghormatan kepada Murray.
"Selamat atas karier legendaris dan menjadi teladan bagi semua orang. Anda akan selalu memiliki penggemar di sini."