Tokoh Buddha sebut Waisak jadi momentum membangun spirit IKN

id Tokoh Buddha, Waisak, momentum, membangun, spirit, IKN

Tokoh Buddha sebut Waisak jadi momentum membangun spirit IKN

Gedung Maha Vihara Sejahtera Maitreya di Samarinda. (ANTARA/Ahmad Rifandi)

Samarinda (ANTARA) -
Ketua Buddist Center Kalimantan Timur Pandita Hendri Suwito menyampaikan momen Trisuci Waisak 2568 TB bertajuk "Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia", menjadi spirit umat Buddha Kaltim dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
"Pembangunan IKN menjadi simbol kemajuan bangsa dan Kaltim berkesempatan menjadi role model dalam mewujudkannya. Kita harus bersatu dan bahu membahu mewujudkannya, dengan turut membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul," katanya di Samarinda, Kamis.

Pdt. Hendri menjelaskan bahwa IKN menjadi spirit percepatan pembangunan SDM di Kaltim, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. Pihaknya juga mendukung pembangunan rumah ibadah Buddha di kawasan IKN.
 
Pihaknya juga ingin memastikan bahwa IKN menjadi miniatur keberagaman dan toleransi Indonesia. Oleh karena itu, Buddist Center Kaltim juga tengah membangun institusi pendidikan terpadu berkualitas dengan konsep galeri peradaban Nusantara yang dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di sekitar.
 
Pdt. Hendri menambahkan bahwa bonus demografi yang dimiliki Kaltim, dengan banyaknya generasi muda usia produktif, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
 
"Kita harus bertanggung jawab kepada generasi penerus dengan memberikan mereka pendidikan dan peluang terbaik untuk berkontribusi, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia," tuturnya.
 
Dukungan umat Buddha Kaltim terhadap pembangunan IKN merupakan wujud nyata komitmen mereka untuk kemajuan bangsa dan negara.
 
"Kami berharap IKN dapat menjadi kota yang modern, berkelanjutan, dan harmonis, serta menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkapnya.
 
Dalam sebulan menjelang Hari Waisak, Buddist Center Kaltim melakukan rangkaian ibadah, termasuk pemandian Buddha Rupang sebagai wujud penghormatan terhadap sang Buddha. Selain itu juga dirangkai dengan kegiatan bhakti sosial dengan sasaran masyarakat prasejahtera di wilayah Samarinda.*