Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menggelar Focus Group Discussion (FGD) bidang sosial budaya untuk penguatan penyusunan Gender, Equality, Disability dan Social Inclusion (Gedsi) Kota Metro tahun 2045.
Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin menjelaskan, Gedsi merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) II, karena itu, diperlukan persiapan yang baik antar pemerintah bersama masyarakat, swasta, tokoh agama, akademisi dan media.
"Jika kita tidak mempersiapkan tatanan peta jalan RPJP 2025-2045 maka nanti kita tidak bisa menyelesaikan kebutuhan masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, publik service yang baik, kemudian masyarakatnya sejahtera, menyangkut juga kelompok beresiko," katanya usai FGD di Metro, Selasa.
Menurut Wahdi, ada beberapa indikator dalam rangka menjalankan visi misi dan program kinerja yaitu sembilan program Kota Metro, dimana ada 14 indikator yang saat ini terus diwujudkan oleh Pemkot Metro.
"Bukan programnya saja harus dibaca, itu adalah 14 indikator kinerja utama yang sampai saat ini dari 2014 sudah mencapai semua. Ada yang lebih dari 100 persen termasuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang tertinggi di Lampung," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Metro Anang Risgiyanto menjelaskan pentingnya perencanaan jangka panjang untuk melakukan penguatan dalam penyusunan rencana awal berkaitan Gedsi tahun 2045.
"Ke depan itu arahnya terkait pembangunan gender kemudian equity keadilan. Bicara tentang apa namanya disabilitas, kemudian sosial inklusif ke depan itu seperti apa dalam perencanaan jangka panjangnya," jelasnya.
Ia menambahkan, ada tiga poin penting yang dibahas dalam diskusi ini, pertama memperhatikan siklus kehidupan, pengarusutamaan gender dan tumbuh kembang.
"Melakukan deteksi dini dalam sebuah perencanaan merupakan hal yang penting untuk dilakukan perencanaan jangka panjang," tambahnya.