Solo (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) optimistis dengan sektor pariwisata di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 2020 sejalan dengan program pemerintah pusat yang akan lebih optimal dalam menggarap wisata premium.
"Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak lagi berbicara jumlah wisatawan tetapi lebih bicara ke depan menyasar turis yang 'spending money'-nya tinggi, artinya ini ke 'premium tourism'," kata Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono, di Solo, Kamis.
Ia mengatakan program tersebut sesuai dengan Kota Solo di mana wisata "MICE" selama ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap pariwisata di Kota Solo.
"Ini sangat 'inline' dengan Kota Solo di mana 70 persen kekuatan kami ada pada MICE. Maka kami menyambut positif bahwa Solo masuk kawasan super prioritas karena Joglosemar, termasuk Borobudur," katanya.
Baca juga: Asita prediksi kenaikan jumlah wisatawan ke Solo akhir tahun
Ia juga optimistis ke depan event MICE akan makin meningkat mengingat tol Trans Jawa sudah saling terhubung dan dalam waktu dekat akan dibuka transportasi terintegrasi, yaitu KA Bandara yang menghubungkan antara Stasiun Solobalapan dengan Bandara Adi Soemarmo.
Sementara itu, dikatakannya, kebijakan pemerintah pusat khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus dipahami oleh pemerintah daerah.
"Dalam hal ini pemerintah daerah sebagai CEO destinasi, tidak cukup 'goodwill' tetapi juga 'political action' dan melalui politik anggaran. Di sini perlu strategi promosi dengan dukungan anggaran promosi yang harus dipikirkan pemda," katanya.
Terkait dengan program pemerintah pusat yang akan menjadikan Kota Solo sebagai destinasi wisata religi dan olahraga, pihaknya menyambut baik mengingat Solo memiliki berbagai sarana prasarana penunjang.
"Keinginan ini harus masuk ke prioritas pengembangan. Kami sebagai 'stakeholder' tentu mendukung. Di sisi lain Solo juga harus bisa menghidupkan wisata malam yang berbasis budaya," katanya.
Baca juga: Pengelola kampung wisata di Kota Solo berharap keterlibatan pemerintah secara optimal
Ia mengatakan saat ini Solo sudah memiliki peraturan daerah (Perda) tentang rencana induk pengembangan pariwisata.
"Solo punya 14 destinasi wisata dan 8 kawasan strategis pariwisata, yaitu Pasar gede, Keraton Solo, Pura Mangkunegaran, Sriwedari, Manahan, Jurug, Solo Utara, dan Balekambang," katanya.
Menurut dia, kawasan strategis tersebut bisa dimanfaatkan untuk menunjang wisata religi dan olahraga yang menjadi program pemerintah pusat tersebut.