Hanya 10 persen penderita diabetes penanganannya terkontrol

id Diabetes,FKUI,Akmal Taher,penderita diabetes,penderita diabetes terkontrol

Hanya 10 persen penderita diabetes penanganannya terkontrol

PT Phapros Tbk yang merupakan anak usaha dari PT Kimia Farma (Persero) Tbk terus berinovasi mengembangkan sayap bisnisnya dan salah satu produk hasil inovasi Phapros adalah Diafac extended release (Diafac XR) yang merupakan obat Diabetes Mellitus tipe 2. (Foto: Ist)

Jakarta (ANTARA) - Dari total penderita diabetes hanya sekitar 10 persen orang yang penyakitnya dapat ditangani dan terkontrol sehingga tidak menimbulkan penyakit tidak menular lainnya yang lebih serius, kata pakar.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Akmal Taher di Jakarta, Rabu, mengatakan masih tingginya kasus penyakit kardiovaskular di Indonesia dikarenakan faktor perilaku hidup masyarakat dan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung terhadap kesehatan.

Akmal mengutip data Riset Kesehatan Dasar 2018 yang menyebutkan bahwa dari orang yang menderita diabetes hanya sepertiganya yang mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit gula tersebut.

Selain itu, Akmal mengutip hasil penelitian Prof Pradana Soewondo yang menyebutkan hanya 38 persen pasien diabetes yang penyakitnya dapat dikontrol dengan baik. "Cuma satu per tiga orang yang tahu kalau dia itu diabetes. Dari 30 persen yang diobati itu, hanya sepertiga lagi yang terkontrol," kata dia.

Dengan asumsi tersebut, Akmal menganggap wajar apabila penyakit stroke dan jantung yang salah satunya diakibatkan oleh diabetes dari tahun ke tahun terus meningkat di Indonesia.

Akmal juga memaparkan data kematian akibat penyakit kardiovaskular yang terus menanjak di Indonesia. Hal tersebut, menurut dia, juga dikarenakan makin meningkatnya angka obesitas dan angka perokok dari tahun ke tahun.

"Obesitas naik, merokok naik, kita ngga usah bingung penyakit jantungnya naik," kata dia.

Menurut Akmal, komitmen pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mencegah terjadinya penyakit di masyarakat seperti kebijakan terkait rokok dan batas kadar gula, garam, lemak yang boleh dikonsumsi oleh masyarakat menjadi salah satu hal yang penting untuk menekan angka penyakit tidak menular.