Sampit, Kalteng, (Antara Lampung) - Harga sarang burung walet yang lesu dalam beberapa pekan terakhir, membuat sebagian pengusaha di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah terlihat belum memberi motivasi bagi pengembangan bisnis tersebut.
"Harganya masih rendah dan bahkan saya dengar ada yang mau menjualnya. Sekarang semakin banyak bangunan sarang walet, mungkin peredaran sarang walet banyak sehingga harganya murah," kata seorang pengusaha walet Iwan di Sampit, Jumat.
Harga sarang walet beloncong berkualitas campuran tanpa dipilah antara Rp3-Rp4 juta/kg, sedangkan yang kualitas bagus Rp5 juta/kg. Harga ini jauh lebih rendah dibanding beberapa tahun lalu, mencapai Rp15 juta/kg.
Rendahnya harga sarang burung walet membuat pengusaha malas mengontrol usahanya. Pembangunan gedung walet baru pun nyaris tidak ada karena pengusaha takut rugi, apalagi investasi untuk satu gedung pembudidayaan mencapai ratusan juta rupiah.
"Saya sendiri tidak memeriksa walet saya karena harganya rendah sehingga kurang bergairah, padahal kalau tidak dipanen sesuai jadwal, kualitasnya akan berkurang," katanya.
Terpuruknya harga sarang burung walet ini terjadi setahun terakhir sehingga cukup membuat pengusaha tidak nyaman. Terlebih bagi mereka yang baru memulai usaha ini tentu cukup terpukul karena kondisi saat ini jauh dari yang mereka bayangkan sebelumnya.
Dia mengatakan, tidak sedikit pengusaha yang meminjam modalnya di bank sehingga harus bersabar mengembalikan karena harga sarang walet sedang lesu.
Saat harganya belasan juta rupiah per kilogram, masyarakat ramai-ramai menanam investasinya. Ada yang sengaja mengeluarkan modal besar membangun gedung permanen layaknya hotel, namun tidak sedikit pula yang memanfaatkan sebagian atas rumah bagi penangkaran walet.
Bangunan gedung sarang walet paling banyak terdapat di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, daerah yang konon merupakan asal berkembangnya bisnis sarang walet.
Namun saat ini ratusan bangunan sarang burung walet terdapat di pusat kota Sampit, bahkan di kawasan pasar. Bagian dasar bangunan dimanfaatkan untuk bisnis, sedangkan di bagian atas digunakan untuk budidaya sarang burung walet.
"Kondisi harga sekarang membuat pengusaha kesulitan. Saat harga anjlok tahun lalu, banyak pengusaha mencoba peruntungan dengan membeli lahan sawit. Kini mereka kembali risau karena harga sawit juga turun," kata Iwan.
Berita Terkait
Dinkes Lampung minta masyarakat lakukan kegiatan PSN guna kendalikan DBD
Sabtu, 16 Maret 2024 12:52 Wib
Bahayakan warga, BPBD Metro evakuasi sarang tawon
Kamis, 7 Maret 2024 23:21 Wib
Polisi kerahkan tim ke Blok G Pasar Tanah Abang guna berantas sarang preman
Jumat, 7 Juli 2023 19:59 Wib
Pemkab Tanggamus berantas sarang nyamuk cegah penyebaran DBD
Minggu, 21 Mei 2023 8:52 Wib
Bandar Lampung gencarkan G1R1J untuk cegah DBD
Rabu, 23 November 2022 14:54 Wib
Polisi mendalami dugaan PIK 2 jadi sarang pinjol ancam sebar data pribadi
Jumat, 28 Januari 2022 4:38 Wib
Pemkot Palembang cabut izin Kafe RD diduga jadi sarang narkoba
Senin, 13 September 2021 5:25 Wib
Polrestabes minta Pemkot Palembang tutup permanen kafe sarang narkoba
Senin, 13 September 2021 4:12 Wib