Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung menyebutkan bahwa pelaksanaan tanam padi sesuai kalender tanam menjadi salah satu upaya mencegah adanya gagal panen bagi petani.
Ia mengatakan bahwa penerapan tanam padi sesuai kalender tanam menjadi salah satu upaya mencegah adanya gagal panen akibat perubahan cuaca.
"Di Provinsi Lampung ini daerah yang rawan mengalami banjir ada di Kabupaten Mesuji, karena di sana banyak rawa pasang surut," katanya.
Kemudian daerah lain yang berisiko banjir saat curah hujan tinggi ada di Kabupaten Lampung Selatan tepatnya di beberapa daerah dengan letak geografis cukup rendah dan dekat dengan muara menuju laut.
"Memang bencana alam sulit dihindari tetapi setidaknya melalui koordinasi terkait penanaman melalui kalender tanam bisa mengantisipasi. Jangan sampai daerah yang langganan banjir menanam saat curah hujan tinggi, sayang sekali bila terkena banjir," ucap dia.
Ia melanjutkan, pihaknya pun bersama penyuluh pertanian selalu berkoordinasi terkait pelaksanaan tanam berdasarkan kalender tanam.
"Kami berkoordinasi dengan penyuluh agar petani menanam sesuai kalender tanam. Akan tetapi kalau misalkan suatu daerah ternyata tidak bisa tanam sesuai kalender tanam, maka lebih baik mundur sedikit untuk menyesuaikan keadaan serta mengurangi kerugian akibat gagal panen," tambahnya.
Dia mengatakan selanjutnya pihaknya pun terus menjalin koordinasi dengan BMKG untuk melihat potensi banjir dan kekeringan di wilayah pertanian.
"Kalau mitigasi banjir sudah dibuat saluran-saluran, yang dangkal dinormalisasi, kemudian kalau pintu air rusak diperbaiki. Sedangkan untuk antisipasi kekeringan akan diperkuat untuk sumber air misalkan dari pompa, irigasi, dan sumber daya air lainnya," tambahnya.
Diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung pada 2023 luas panen padi di Lampung mencapai 530,11 ribu hektare, naik 11,85 ribu hektare dibanding luas panen padi 2022 sebesar 518,26 ribu hektare.
Sedangkan produksi pada 2023 berjumlah 2,76 juta ton gabah kering giling, naik 69,74 ribu ton dibanding produksi padi 2022 sebesar 2,69 juta ton gabah kering giling.