PVMBG: Nelayan diimbau tidak mendarat di Pulau Anak Krakatau

id pvmbg,gunung anak krakatau,gunung meletus,erupsi anak krakatau,Selat Sunda,Kaianda,Lampung,Lampung Selatan,Anak Krakatau

PVMBG: Nelayan diimbau tidak mendarat di Pulau Anak Krakatau

Arsip - Foto Gunung anak Krakatau dari cctv PVMBG. (ANTARA/HO-PVMBG).

Kami mengimbau aktivitas pelayaran dan nelayan tidak mendarat di Pulau Anak Krakatau dan berada dalam jarak lebih dari lima kilometer dari pusat erupsi, kata Ahmad Basuki

Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau nelayan agar tidak mendarat di Pulau Anak Krakatau agar terhindar dari lontaran material pijar yang dapat mencapai garis pantai pulau tersebut.

"Kami mengimbau aktivitas pelayaran dan nelayan tidak mendarat di Pulau Anak Krakatau dan berada dalam jarak lebih dari lima kilometer dari pusat erupsi," kata Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Sepanjang hari ini periode pukul 00.00 hingga 14.45 WIB, PVMBG melaporkan jumlah letusan Gunung Anak Krakatau yang tercatat sebanyak tujuh kali dengan tinggi kolom abu bervariasi antara 500 sampai 2.000 meter di atas puncak gunung api di Selat Sunda tersebut.

Pada 27 November 2023, periode pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB, PVMBG mencatat ada 60 kali gempa letusan dengan amplitudo 28-85 milimeter dan lama gempa 7-125 detik.

Kemudian, ada 46 kali gempa harmonik dengan amplitudo 12-75 milimeter dan lama gempa 16-532 detik, 21 kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 10-54 milimeter dan lama gempa 3-11 detik, lima kali gempa fase banyak dengan amplitudo 20-39 milimeter dam lama gempa 5-11 detik, serta empat kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-45 milimeter.

Ahmad mengungkapkan karakteristik Gunung Anak Krakatau umumnya setelah terjadi peningkatan kegempaan yang signifikan akan diikuti oleh erupsi dalam selang beberapa hari hingga satu bulan berikutnya.

Hal tersebut merupakan karakteristik Gunung Anak Krakatau dalam beberapa tahun ini setelah terjadi erupsi yang menyebabkan tsunami pada Desember 2018.