Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melakukan identifikasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan di daerahnya secara berkala untuk meminimalisir dampak fenomena iklim El Nino terhadap produktivitas pertanian.
"Saat ini kami melalui petugas pengendali hama dan penyakit tanaman masih mengidentifikasi dan memetakan lahan pertanian yang mengalami kekeringan di lapangan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mempercepat penanganan lahan pertanian yang terdampak kekeringan agar tidak mengalami puso.
"Sementara ini yang mengalami puso masih sama hanya 93 hektare, tapi ada beberapa lagi yang terdampak dalam arti mengalami kekeringan tetapi belum puso. Untuk jumlah yang terdampak kekeringan datanya masih bergulir karena masih diidentifikasi jumlah per hektare," ucapnya.
Dia menjelaskan beberapa daerah dengan lahan pertanian terdampak kekeringan yang sedang ditelusuri tersebut ada di Kabupaten Way Kanan, Mesuji, Tulang Bawang, Tanggamus, dan Lampung Selatan.
"Salah satu lahan pertanian yang terdampak dan harus mendapatkan perhatian khusus ada di Kabupaten Lampung Selatan tepatnya di Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang. Daerah itu dekat dengan laut dan infiltrasi air laut yang masuk serta menyebabkan air menjadi payau. Ini cukup berbahaya bila dipaksa digunakan untuk lahan pertanian karena akan membuat rusak kesuburan tanah," katanya.
Menurut dia, dengan identifikasi lahan pertanian yang terdampak kekeringan secara berkala, akan mengantisipasi potensi kehilangan produksi sekitar 1.400 ton gabah.
"Yang daerah tadah hujan akan tetap menunggu hujan, tetapi yang sawah irigasi akan dicoba koordinasi dengan balai besar serta Dinas Pengairan untuk membuka pintu air yang mengarah ke daerah irigasi," tambahnya.
Pihaknya juga telah mengalokasikan 190 pompa air ke 14 kabupaten dan kota. Lalu ada penambahan lagi untuk alokasi di Kabupaten Tanggamus sebanyak empat unit, dan Mesuji lima unit.
"Penambahan alokasi pompa air juga akan dilakukan di daerah lain seperti Lampung Utara sebab ada kemungkinan terdampak kekeringan. Namun kami masih terus memantau juga ketersediaan air di sungai-sungai besar seperti di Way Rarem yang kapasitas airnya sudah mulai menurun, sedangkan sistem pengairan sawah ada dari sana jadi perlu diatur untuk pembagian airnya," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa pengaturan air dari sumber pengairan ke lahan pertanian akan dibantu oleh komisi pengairan serta perkumpulan petani pengguna air.
"Nanti untuk membantu pengaturan dan pembagian air di lahan pertanian akan dilakukan oleh komisi pengairan serta perkumpulan petani pengguna air. Diharapkan pembagian air bisa merata di lahan-lahan pertanian," tambahnya.
Sebelumnya di Lampung tercatat ada 765 hektare lahan pertanian yang terlanda kekeringan dan 93 hektare yang mengalami puso. Total kehilangan produksi gabah kering panen diperkirakan 1.954 ton dari total produksi 2,1 juta ton.