Pesisir Barat (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Pesisir Barat, Polda Lampung melakukan pemantauan dan mendatangi beberapa titik hot spot karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang terpantau berada di wilayah tersebut.
"Telah terpantau ada 3 titik hot spot karhutla yang berada di wilayah hukum Polres Pesisir Barat," kata Kabag Ops Polres Pesisir Barat AKP Abdul Rasyid, di Krui, Rabu.
Ia mengatakan, lokasi titik panas atau area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan sekitar tersebut berada di tiga kecamatan.
"Jadi untuk tiga titik lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan, antara lain Pekon Lintik, Kecamatan Krui Selatan, dengan koordinat titik hot spot (-5.21599 103.93361), selanjutnya berada di Kecamatan Lemong dengan koordinat titik hot spot 14. Titik hot spot (-4.9489 103.68974) dan Desa Kota Batu, Kecamatan Ngaras, dengan koordinat titik hot spot 14. Titik hot spot (-5.45331 104.22105)," kata dia lagi.
Dia menegaskan, saat ini untuk 3 titik hot spot lokasi kebakaran hutan dan lahan tersebut sudah padam, namun masih dalam area pemantauan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia lagi, pihaknya mengajak warga untuk berperan aktif dalam pencegahan sejak dini, yaitu dengan cara tidak melakukan pembakaran lahan.
"Saya tekankan agar tidak ada masyarakat yang melakukan pembakaran lahan. Sekarang ini kita dihadapkan dengan cuaca panas yang ekstrem. Jika melakukan pembakaran maka api akan mudah menyebar," katanya pula.
Ia berharap masyarakat tidak lagi melakukan kebiasaan membakar hutan jika tidak diperlukan, dan jika ingin membakar harus dikendalikan agar api pembakaran tidak melebar dan menyebar luas.
"Kepada masyarakat kiranya dapat bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya karhutla, dan agar kita berhati-hati dengan munculnya titik api di wilayah kita," ujarnya.
Apabila terjadi insiden tersebut, secepatnya melaporkan kepada pihak terkait, dan ia mengajak masyarakat untuk mengawasi lahan yang sering menjadi munculnya titik api,
"Apabila muncul titik api yang masih kecil cepat lakukan pemadaman, agar tidak menyebar menjadi besar," kata dia pula.
Abdul Rasyid menjelaskan, untuk kebakaran lahan yang terjadi di wilayah tersebut, memang tidak bisa diprediksi, oleh karena itu dirinya mengajak warga untuk sama-sama menjaga kelestarian alam.
"Mari kita cintai dan jaga kelestarian lingkungan kita terutama dari bencana karhutla yang tentunya sangat berdampak buruk bagi kita manusia dan ekosistem alam, salah satunya dengan tidak membuka lahan dengan pembakaran," kata dia.
Baca juga: Pemprov Lampung imbau petani tak bakar lahan
Baca juga: Lampung bentuk Satgas Karhutla antisipasi kebakaran hutan
Polres Pesisir Barat pantau tiga lokasi rawan karhutla
Saya tekankan agar tidak ada masyarakat yang melakukan pembakaran lahan.