Jawa Barat (ANTARA) - Dompet Dhuafa (DD) mengadakan pelatihan jurnalis siaga bencana, diikuti 30 wartawan dari berbagai media massa dan blogger.
Melalui Unit Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, para jurnalis dilatih untuk mahir melakukan vertical rescue hingga water rescue di Jay Adventure Arung Jeram, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (16/12), dan Sabtu (17/12).
“Sebagai jurnalis yang juga merupakan garda terdepan dalam melakukan liputan bencana, DMC Dompet Dhuafa bermaksud meningkatkan kapasitas mereka dalam kesiapsiagaan bencana bagi jurnalis. Karena para jurnalis bisa mengerti dan memahami langkah-langkah vertical dan water rescue saat sedang liputan di lokasi bencana,” kata Shofa Qudus selaku General Manager Program DMC Dompet Dhuafa.
Meliput kebencanaan merupakan profesi dengan risiko besar. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, terdapat 3.318 peristiwa bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia sejak awal tahun hingga 4 Desember 2022.
Adapun provinsi yang mengalami kejadian bencana alam terbanyak selama periode tersebut berada di Jawa Barat, yakni sebanyak 775 kejadian. Diikuti oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 457 dan 380 kejadian.
Dengan banyaknya jumlah bencana yang terjadi mengharuskan jurnalis lebih berhati-hati ketika meliput bencana. Seringkali mereka turut menjadi korban dari bencana yang mereka liput sendiri.
“Meningkatkan kapasitas para jurnalis dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan menambah edukasi terkait seluk-beluk dalam prosedur kebencanaan baik vertical maupun di air,” kata Ahmad Lukman selaku Manager Humanitarian Academy DMC Dompet Dhuafa
Indonesia sebagai negara dengan potensi bencana alam yang cukup besar, membuat masyarakat harus mempunyai potensi perlindungan dari kebencanaan baik keahlian hingga semangat kerelawanan.
“Seru, dapat banyak ilmu. Tadi udah coba yang manjat-manjat. Saat ditugasi (meliput) bencana (saya) sudah tahu dan sudah punya bekal (pengalaman). Jadi kalau rescue korban, sudah tahu dan sudah bisa kenal sama alat-alatnya,” ujar Inggar dari Ayo Media salah satu peserta pelatihan.
Bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, namun sedikit pihak yang mampu memahami situasi kebencanaan, baik itu ilmu maupun keahlian yang dimiliki.
Pengetahuan maupun keahlian dalam menghadapi bencana harus dimiliki karena Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Keahlian dasar dalam menghadapi bencana alam secara individu harus dimiliki sebagai upaya perlindungan diri bahkan menolong sesama.
“Tadi aku coba vertical rescue, jadi ketika liputan ke lapangan setidaknya memahami cara mengevakuasi korban, terutama saat bencana banjir. Selain itu, tadi dijelaskan ketika mengevakuasi korban tidak boleh panik,” kata Amalina dari Channel Muslim, salah satu peserta pelatihan.
Tentang Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 29 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Hadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem, BPBD Lampung terus siaga
Baca juga: BNPB :Status siaga GAK perlu disikapi dengan arif dan waspada