Taiwan takkan "lockdown" seperti Shanghai meski kasus COVID-19 melonjak

id Taiwan,lockdown,Shanghai,COVID-19

Taiwan takkan "lockdown" seperti Shanghai meski kasus COVID-19 melonjak

Seorang pengendara motor, memakai masker pelindung untuk mencegah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), berkendara melewati sebuah kelenteng saat ia mengirimkan bahan makanan di New Taipei, Taiwan, Jumat (22/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Annabelle Chih/WSJ/cfo (REUTERS/ANNABELLE CHIH)

Taipei (ANTARA) - Taiwan tidak akan memberlakukan penguncian seperti Shanghai untuk mengendalikan kenaikan kasus lokal COVID-19 saat sebagian besar mereka yang terinfeksi tidak memilki gejala atau menunjukkan gejala ringan, kata Pemimpin Su Tseng-chang, Sabtu (23/4).

Unuk itu, dia berjanji untuk tetap membuka wilayah itu.

Taiwan sudah menghadapi lonjakan kasus lokal sejak awal tahun, tetapi jumlah keseluruhan tetap kecil, yakni 18.436 sejak 1 Januari 2021 untuk populasi 23 juta penduduk dan hanya empat orang meninggal.

Didukung oleh tingkat vaksinasi yang tinggi, pemerintah telah mempromosikan “model Taiwan baru”, mempelajari secara bertahap hidup berdampingan dengan virus dan mencegah penutupan ekonomi, tidak seperti Shanghai memasuki minggu ketiga penguncian atau lockdown untuk mengendalikan pandemi.

Berbicara kepada wartawan, Su mengatakan pemerintah percaya diri atas langkah-langkah yang diambil dan pihaknya “beruntung” karena lebih dari 99 persen kasus antara tak bergejala dan penyakit ringan.

“Kami akan secara bertahap mengatasinya dan tidak akan seperti Shanghai dan memberlakukan lockdown, tetapi kami juga tidak akan secara tiba-tiba berhenti menggunakan masker dan tidak mengambil langkah-langkah anti-pandemi,” tambahnya.

Pemerintah memperkirakan kasus harian akan mencapai 10.000 akhir bulan ini dan sudah memperingatkan puncaknya kemungkinan dalam beberapa minggu lagi.

Su mengatakan lebih banyak lagi vaksin dan tes cepat yang sedang dalam proses untuk membantu mengatasi peningkatan infeksi guna “menyiapkan langkah selanjutnya dalam pembukaan kembali” dan memangkas waktu di karantina bagi penderita COVID-19 atau yang memiliki kontak dengan mereka.

Pemerintah sudah menyingkat karantina menjadi 10 hari dari dua minggu untuk semua kedatangan di Taiwan dan mempertimbangkan pengurangan bertahap lebih lanjut karena tampaknya akan membuka kembali perbatasannya.

Sekitar 80 persen dari 23 penduduk Taiwan saat ini sudah divaksin lengkap dan hampir 60 persen sudah mendapatkan dosis penguat vaksin atau booster sementara tetap mewajibkan penggunaan masker.

Taiwan sudah melaporkan 47.100 infeksi sejak awal pandemi lebih dari dua tahun lalu dan 856 kematian.

Sumber: Reuters