Surabaya (ANTARA) - Mungkin kebanyakan orang saat ini tidak mengenal siapa pencipta lagu kebangsaan Hari Merdeka, Satu Nusa Satu Bangsa, serta Tanah Airku, meski lirik-lirik lagu tersebut sudah sangat akrab di telinga kebanyakan orang Indonesia, karena rangkaian kata-kata yang disusun penciptanya sangat sederhana dan mempunyai jiwa kebangsaan yang kuat.
Tidak mengenalnya sebagian masyarakat kepada pencipta lagu kebangsaan ini menjadi perhatian tersendiri bagi seniman bernama Doddy Hernanto, sebab baginya sangat disayangkan, karena pencipta lagu-lagu itu adalah tokoh yang mengambil bagian dari proses panjang sejarah bangsa.
Oleh karena itu, seniman yang akrab dipanggil "Mr D" itu mengembangkan "Kode QR Art" yang menampilkan lagu kebangsaan dan penciptanya dalam pameran QR Art secara hybrid memperingati Hari Musik Nasional 2022 di Surabaya, Rabu (9/3) 2022.
Ia yang juga dikenal dengan musisi dengan petikan satu jari tersebut mengakui bahwa rangkaian kata-kata yang disusun sang pencipta di sejumlah lagu kebangsaan sangat mempunyai unsur emosional kuat.
Ia mencontohkan lagu Tanah Airku yang diciptakan Bintang Sudibyo atau yang akrab dipanggil "Ibu Sud".
Lagu itu membawa kesan kerinduan yang mendalam bagi warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air, karena kekayaan alam yang begitu besar dimiliki Nusantara.
"Mr D" yang pernah populer memadukan gitar dengan gawai tersebut menginginkan, agar masyarakat yang sudah sangat hafal dengan lagu-lagu kebangsaan itu tidak melupakan siapa penciptanya.
"Oleh karena itu, kali ini saya mencoba melakukan eksplorasi untuk mengingatkan kembali pencipta lagu kebangsaan Indonesia dalam pameran Kode QR Art," kata Mr D yang juga menjabat sebagai Duta Satwa Liar Indonesia.
Pameran itu digelar secara hybrid, yakni secara daring melalui @sabakdigital https://instagram.com/sabakdigital?r=nametag serta secara luring di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.
Mr D menuturkan, Kode QR Art sangat penting karena otak dapat mengidentifikasi gambar yang dilihat hanya dalam 13 milidetik. Dan dalam statistik menunjukkan bahwa visual diproses 60.000 kali lebih cepat di otak dibanding teks. Ungkapan itu, mengutip dari ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.
"Oleh karena itu, dalam rangkaian Hari Musik Nasional 2022. Saya ingin mengingatkan masyarakat betapa pentingnya mengenal pencipta lagu kebangsaan, karena mereka sangat berjasa memompa semangat perjuangan dan cinta Tanah Air melalui kata-kata yang dirangkai dalam lirik tersebut," katanya.
Untuk menikmati pameran Kode QR Art itu, Mr D menjelaskan, masyarakat yang kini sudah akrab dengan gawai atau telepon genggam, cukup menscan kode QR yang ditampilkan dalam gambar pada pameran itu.
Caranya, mengarahkan kamera yang ada di setiap gawai dengan gambar Kode QR Art yang ditampilkan, kemudian masyarakat bisa menikmati lagu dan mengetahui penciptanya.
"Cara ini cukup sederhana, dibanding harus melakukan di mesin pencari google dengan mengetik terlebih dahulu teks yang diinginkan," katanya.
Ia berharap, dengan teknologi Kode QR yang sudah populer, masyarakat bisa belajar dan mengetahui sejarah pencipta lagu kebangsaan.
"Harapan saya, ini adalah salah satu cara untuk mengenalkan pencipta lagu kebangsaan, agar masyarakat tidak hanya hafal lirik, namun mengetahui penciptanya," katanya.
9 Kode
Mr D menjelaskan, ada 9 kode QR Art yang dibuat dalam pameran tersebut, dan kesemuanya merupakan musisi atau pencipta lagu kebangsaan Indonesia, masing-masing Wage Rudolf (WR) Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya.
Kemudian, Husein Mutahar pencipta lagu Hari Merdeka, Liberty Manik (Satu Nusa Satu Bangsa), Prohar Sudharnoto (Garuda Pancasila), Kusbini (Bagimu Negeri), Ismail Marzuki (Rayuan Pulau Kelapa), Bintang Sudibyo/Ibu Sud (Tanah Airku), Cornel Simanjuntak (Maju Tak Gentar) dan Truno Prawit pencipta lagu Mengheningkan Cipta.
Tujuan pameran, kata dia, adalah berusaha mengembangkan teknologi QR Art untuk kemajuan musik Indonesia dan mengenalkan sejarah bangsa melalui teknologi terkini, hal ini agar generasi saat ini tidak melupakan sejarah bangsa.
Pengenalan sejarah melalui teknologi, kata Mr D, sangat penting dilakukan, agar generasi muda saat ini yang sudah akrab dengan adanya teknologi tetap mampu mengenal jasa-jasa pejuang bangsa, sehingga tidak mudah dilupakan.
"Saya hanya ingin masyarakat mengetahui pencipta lagu kebangsaan itu dengan mudah melalui teknologi yang saya kembangkan, sehingga tidak melupakan jejak perjuangan pencipta lagu kebangsaan," katanya.
Sebelumnya, seniman asal Mojokerto, Jatim ini juga membuat teknologi sketsa bergerak atau gambar pola bergerak untuk mengenalkan sejarah pahlawan nasional.
Seperti lukisan sketsa Ki Hajar Dewantara yang lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat dan telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.
"Saya tidak ingin generasi muda saat ini melupakan sejarah bangsa, sehingga setiap teknologi yang saya kembangkan selalu saya buatkan khusus untuk sejarah bangsa," kata Mr D yang mengutip salah satu kata Bung Karno, yakni "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, serta Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah".