Tual (ANTARA) - Situasi di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), telah kondusif usai terjadi bentrok antarwarga warga Ohoi Loon dan Ohoi Kelanit, pada Sabtu pagi pukul 07.00 WIT itu.
"Tadi memang ada sedikit insiden terkait ada satu pihak yang berusaha mendirikan gapura di pintu masuk desanya. Tapi situasi sudah kondusif. Jadi intinya semua TNI/Polri ada juga dari Kodim, semua sudah turun dan mengamankan situasi tadi,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M Roem Ohoirat, Sabtu.
Ia mengatakan, konflik kedua desa tersebut bermula dari sekelompok masyarakat Ohoi Kelanit menuju ke simpang tiga Jalan Ngilngof untuk membangun gapura Ohoi Kelanit. Tapi, diketahui masyarakat Ohoi Loon merasa tanah itu milik Ohoi Loon.
“Dianggap bahwa tanah yang akan dipasang gapura itu merupakan tanah milik mereka (Ohoi Loon) seperti petuanannya mereka, sehingga terjadilah percekcokan,” ungkap Roem.
Ia menyampaikan, kedua desa tersebut direncanakan akan melalukan pertemuan pada 10 Februari untuk membahas persoalan tanah yang menjadi pemicu masalah tersebut.
Bentrok tersebut akhirnya mengakibatkan delapan warga dari Desa Kelanit luka-luka. Dua di antaranya Ketua Bawaslu Malra, Maximus Lefteuw dan stafnya, Lodifikus Lefteuw. Beruntung aparat kepolisian dan TNI turun menghalau massa kedua desa itu.
“Ada yang mengalami luka-luka, ada yang mengalami luka robek, kemudian ada juga yang terkena tembakan senapan angin. Di antara mereka juga ada yang membawa senapan angin,” pungkasnya.
Saat konflik pecah, aparat TNI dan Polri yang mengetahui kejadian itu, langsung turun dan membubarkan kedua massa Ohoi itu. Situasi dapat dikendalikan TNI/Polri.
Situasi di Kei Kecil Maluku kondusif usai bentrok antarwarga Ohoi
Ada yang mengalami luka-luka, ada yang mengalami luka robek, kemudian ada juga yang terkena tembakan senapan angin. Di antara mereka juga ada yang membawa senapan angin, pungkasnya