Jakarta (ANTARA) - Kebiasaan merawat gigi harus ditanamkan sejak kecil, termasuk mengajari anak menyikat gigi sedini mungkin, kata dokter gigi spesialis anak Selvyra Rachmawati, Sp.KGA.
"Sebaiknya anak disikat giginya mulai dari gigi anak tersebut mulai tumbuh. Anak diajari sikat gigi kira-kira usia 2-3 tahun," kata dokter gigi dari Universitas Indonesia itu kepada ANTARA pada Sabtu.
Dalam proses mengajari anak menyikat gigi, terutama saat masih balita, orangtua harus selalu mendampingi. Mengingat kemampuan motorik anak masih berkembang, orangtua tak bisa mengharapkan anak bisa menyikat giginya hingga bersih. Oleh karena itu, orangtua bisa mengulangi lagi proses menyikat gigi anak agar betul-betul bersih.
Pasta gigi juga diperlukan ketika menyikat gigi anak, tapi tak perlu banyak-banyak karena giginya pun hanya sedikit. Ukuran pasta gigi yang dibutuhkan ketika menyikat gigi anak kira-kira hanya sebesar biji kacang hijau. Pakailah pasta gigi dengan flouride sejak gigi anak tumbuh sebab flouride punya fungsi memperkuat gigi.
Berikanlah buah hati air matang untuk berkumur setelah menyikat gigi untuk mengurangi risiko air kumur tak sengaja tertelan.
Sama seperti kebiasaan lainnya, anak-anak cenderung suka meniru orang di sekitarnya. Oleh karena itu, berikan contoh menyikat gigi yang baik agar anak juga tertarik untuk mengikutinya. Ajak anak menyikat gigi bersama orangtua atau kakaknya agar kegiatan ini jadi lebih menyenangkan. Orangtua juga bisa memperlihatkan video menyikat gigi untuk memperkenalkan rutinitas itu kepada anak dan akhirnya menjadi kebiasaan sehari-hari.
Selain rajin menyikat gigi, penting juga melakukan langkah-langkah preventif lain agar gigi anak tidak rusak atau berlubang. Kurangi atau hindari makanan dan minuman mengandung gula seperti permen, cokelat atau lolipop yang bisa berujung kepada kerusakan gigi. Sebagai gantinya, berikan makanan sehat seperti buah segar, sayur, keju, yogurt dan susu.