Petani lada Lampung harapkan harga biji lada stabil

id Lada Lampung, harga lada Lampung, perkebunan lampung

Petani lada Lampung harapkan harga biji lada stabil

Biji lada Lampung kering kualitas unggul. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Harga diharapkan tidak semakin turun, tetap stabil bahkan kalau bisa naik menjadi Rp70.000 per kilogram. Hal tersebut untuk menutupi biaya operasional dan perawatan tanaman lada yang cukup rumit, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah petani biji lada di Lampung berharap harga lada sebagai salah satu komoditas unggulan daerah ini dapat stabil dan mensejahterakan petani lada.

"Harga lada saat ini standar sekitar Rp35.000 hingga Rp45.000 per kilogram, masih berubah-ubah," ujar salah seorang petani lada asal Waykanan, Marsin, saat dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu.

Dia mengatakan harga biji lada saat ini cenderung naik dari sebelumnya yang hanya Rp25.000 per kilogram.

"Harapannya harga biji lada sebagai salah satu komoditas unggulan Lampung dapat lebih stabil, sebab proses perawatan lada lumayan rumit dan membutuhkan biaya yang cukup banyak," ucapnya.

Ia menjelaskan selain rumit dalam perawatan, tanaman lada pun rentan terserang penyakit dan memiliki jangka waktu panen cukup lama yakni satu tahun sekali.

Untuk panen sekitar bulan Oktober ataupun November, semoga harga lada dapat seperti dulu yang mencapai Rp100.000 per kilogram," katanya.

Baca juga: Pemprov Lampung terus kembangkan potensi komoditas hortikultura

Hal serupa juga dikatakan oleh Rogayah, salah seorang petani lada di Lampung.

"Kalau saat ini biji kering dijual berkisar Rp45.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp27.000 hingga Rp32.000 per kilogram," ujar Rogayah.

Menurutnya, saat ini lada yang ia jual merupakan sisa hasil panen pada tahun sebelumnya, sebab panen lada pada tahun ini baru akan dilakukan di bulan Agustus mendatang.

Baca juga: Petani lada Lampung mulai kembangkan tanaman malada cegah kerugian

"Yang dijual saat ini adalah sisa panen tahun lalu, ada beberapa yang kita kumpulkan setelah dijemur kering karena menunggu harga jual baik pula," ucapnya.

Ia mengatakan dengan tingkat budidaya dan perawatan tanaman lada yang cukup rumit, diharapkan harga lada kering dapat terus stabil dan tidak semakin menurun untuk membantu kesejahteraan petani lada.

"Harga diharapkan tidak semakin turun, tetap stabil bahkan kalau bisa naik menjadi Rp70.000 per kilogram. Hal tersebut untuk menutupi biaya operasional dan perawatan tanaman lada yang cukup rumit," katanya.

Baca juga: Petani Lampung diminta siapkan burung hantu kendalikan hama tikus

Sebelumnya diketahui Lampung telah mengekspor sebanyak 25 ribu ton biji lada pada tahun 2020, dengan adanya potensi tersebut telah diproyeksikan pula pada tahun 2022 produktivitas komoditas andalan Lampung tersebut dapat bertumbuh hingga total 15.819 ton.

Namun saat ini produksi per hektare hanya mampu menghasilkan 0,7 kuintal, dengan harga biji lada di tingkat petani yang berfluktuasi berkisar Rp30.000 hingga Rp45.000 per kilogram.