Bandarlampung (ANTARA) - Dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Kecantikan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Tikarahayu Putri S.Pd, M.Si berinisiatif membuat produk masker organik sederhana dari bahan baku beras dan daun kelor (Moringa Oleifera).
"Di era milenial saat ini penggunaan masker kecantikan menjadi salah satu tren terutama bagi kalangan remaja. Hal tersebut mendorong saya membuat produk kecantikan dari bahan organik," kata Dosen Itera Tikarahayu, di Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, penggunaan bahan dasar dari bahan alami tersebut menjadikan masker jenis ini hampir tidak menimbulkan efek samping, sehingga aman jika digunakan oleh remaja, bahkan oleh ibu hamil dan menyusui sekalipun.
Tika mengaku memilih beras sebagai bahan baku sebab mudah untuk didapatkan serta mudah diolah menjadi masker, selain itu juga kaya akan manfaat untuk kesehatan kulit wajah.
"Salah satu kandungan zat yang terdapat dalam beras adalah asam ferulic dan allantoin yang dapat menjadi agen anti-inflamasi yang baik, serta dapat menenangkan kulit yang terbakar akibat paparan sinar matahari,” kata dia.
Sementara itu, lanjut dia masker daun kelor memiliki kandungan asam lemak yaitu asam oleat serta memiliki efek antimikroba. Daun kelor ini sangat cocok dimanfaatkan untuk mengobati jerawat dan komedo.
"Selain itu daun kelor juga bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori dan menyamarkan noda hitam,” ujar
Hingga saat ini Dosen Itera itu telah memproduksi empat varian masker dari bahan-bahan organik tersebut yakni susu, arang aktif (charcoal), susu, dan coklat, serta telah dipasarkan melalui media sosial dan e-commerce.
Dia menyebutkan bahwa masker organik tersebut tahan sampai enam bulan setelah kemasan di buka Penggunaan masker ini juga tergolong mudah.
"Hanya mencampurkan bubuk masker dengan air, madu, atau air mawar. Selanjutnya masker dapat digunakan ke seluruh wajah dan ditunggu 15-20 menit. Setelah masker mengering dan kulit terasa kencang, bilas wajah dengan menggunakan air bersih," kata dia.
Berita Terkait
WHO: Mpox bukan "COVID baru"
Selasa, 20 Agustus 2024 22:51 Wib
Mantan Kadinkes Sumut dituntut 20 tahun penjara
Kamis, 1 Agustus 2024 22:52 Wib
KOI: Atlet waspadai ancaman COVID-19 di Paris
Rabu, 31 Juli 2024 5:40 Wib
Kasus COVID-19 di Jepang melonjak
Sabtu, 27 Juli 2024 11:51 Wib
Kemenkes: Tetap terapkan prokes, waspadai COVID-19 varian KP.1 dan KP.2
Rabu, 22 Mei 2024 20:03 Wib
AstraZeneca tarik vaksin COVID-19 di seluruh dunia
Kamis, 9 Mei 2024 6:08 Wib
OJK sebut stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 20:06 Wib
Kemenkes sebut sisa 5,22 juta vaksin COVID-19 gratis bagi berisiko tinggi
Senin, 25 Maret 2024 20:49 Wib