Relawan vaksin COVID-19 diambil sampel darahnya lagi pada Maret 2021

id relawan vaksin covid 19, pengambilan darah relawan covid 19, maret 2021, ridwan kamil,vaksin

Relawan vaksin COVID-19 diambil sampel darahnya lagi pada Maret 2021

Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil. (Dok Humas Pemprov Jabar)

Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil yang juga relawan uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China, menyatakan relawan vaksin COVID-19 di Indonesia diambil sampel darahnya lagi pada Maret 2021.

"Hanya ada perubahan dari BPOM ternyata relawan vaksin COVID-19 Bio Farma ini harus dicek tidak hanya tiga bulan seperti bulan ini tapi juga saat enam bulan. Jadi artinya kami harus diambil darah lagi pada Maret (2021)," kata Kang Emil seusai menjalani pengambilan sampel darah relawan COVID-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin.

Baca juga: Sembilan persen warga Jabar tak bersedia divaksinasi COVID-19

Menurur Kang Emil, kemungkinan besar pengumuman tentang berhasil atau tidaknya uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19 terhadap relawan akan mundur ke Maret 2020.

"Jadi yang tadinya kita sampaikan pengumuman berhasil atau tidaknya vaksin COVID-19 ini di bulan Desember (2020) kemungkinan akan diundur ke Maret (2021), karena BPOM ingin memastikan kandungan dari antibodi kita itu berlimpah di rentang waktu yang lebih panjang," kata dia.

Baca juga: Terkait izin vaksin, BPOM tunggu data Sinovac dan uji klinis

Oleh karena itu, Kang Emil mengajak seluruh warga Jabar untuk tetap menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19

Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini mengatakan Senin ini dirinya telah menjalani pengambilan sampel darah yang kedua di tiga bulan setelah penyuntikan pertama vaksin COVID-19 di Puskesmas Garuda Kota Bandung.

"Kami sampai hari ini khususnya Forkopimda yang jadi relawan melaporkan semua sehat, fit tidak ada selama beberapa bulan ini kendala sakit," kata dia.

Kang Emil mengaku setelah dirinya berkali-kali melakukan tes usap COVID-19 dan  hasilnya selalu negatif.

"Kami juga berkali-kali di-swab, alhamdulillah negatif. Apakah karena faktor vaksin atau tidak belum bisa disimpulkan tapi yang kami rasakan itu faktanya," kata dia.