Palembang (ANTARA) - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan mengakui mulai mengalami kesulitan melacak kontak-kontak yang dilakukan oleh orang dengan status positif COVID-19 sehingga klaster-klaster penularan semakin banyak dan memicu panambahan kasus harian secara signifikan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, Kamis mengatakan bahwa tim kesehatan di kabupaten/kota tidak 100 persen mampu menemukan riwayat kontak kasus.
"Jika si orang positif ingat siapa saja yang berkontak dengannya maka pasti dijemput, tetapi kalau tidak ingat ya kontak itu lolos," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Lampung akan tindak tegas usaha ritel pelanggar protokol kesehatan
Kontak-kontak yang lolos tersebut diyakini membawa COVID-19 dan menularkanya terus-menerus, terutama kepada orang yang tidak menggunakan masker saat berada di kerumunan atau saat berinteraksi karena penularan COVID-19 lebih cepat melalui saluran hidung, mulut dan mata.
Gugus Tugas COVID-19 sumsel berharap tidak ada lagi masyarakat yang keluar rumah tanpa menggunakan masker, sebab pencegahan COVID-19 harus dimulai dari masing-masing individu.
Baca juga: Belasan tenaga medis di Kabupaten Probolinggo terinfeksi virus corona
Sementara warga Sumatera Selatan yang positif terinfeksi COVID-19 kembali bertambah dan pada 21 Mei 2020 menjadi 674 orang.
Penambahan kasus pada Kamis (21/5) ini berasal dari Kabupaten Banyuasin (16 orang), Palembang (tujuh orang), serta Ogan Ilir, Lubuklinggau, Musi Banyuasin, Ogan Komiring Ulu TImur, dan Prabumulih masing-masing satu orang.
"Total tambahan 28 kasus dan semuanya berstatus penularan lokal," ujarnya.
Baca juga: Pengurusan surat keterangan bebas COVID-19 hanya dilakukan satu pintu
Selain kasus positif, kasus meninggal juga bertambah dua orang dari Kota Palembang (Pasien 280 dan Pasien 649) sehingga total menjadi 21 orang.
Kasus sembuh juga bertambah satu orang dari Banyuasin (Pasien 197) sehingga total mencapai 78 orang.