Bandarlampung (ANTARA) - Komunitas sahabat sedekah Lampung menciptakan sebuah kampung belajar D'lima di Kelurahan Labuhan Ratu, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung, yang bertujuan menumbuhkan bakat dari anak-anak panti asuhan yang ada di Provinsi Lampung.
"Di kampung belajar D'lima ini siapa saja boleh memakainya untuk kumpul dan memberikan edukasi kepada anak-anak panti asuhan maupun yang lainnya," kata salah satu pengurus dari Kominitas Sahabat sedekah Lampung, Dyah Etika, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengungkapkan bahwa kampung belajar D'lima sudah berjalan selama tiga tahun dan telah memberikan edukasi kepada tiga panti asuhan yang mereka ayomi.
Pembelajaran yang mereka lakukan yakni memberikan pelatihan kepada anak-anak panti asuhan, yatim dan orang tidak mampu agar mereka memiliki kemampuan ataupun menumbuhkan bakat terpendam yang dimilikinya.
"Kalo pertemuan dengan mereka untuk memberikan edukasi itu dalam satu bulan bisa satu sampai dua kali pertemuan," kata dia.
Dyah melanjutkan setiap kali pertemuan pihaknya selalu menghadirkan para pengusaha ataupun pengajar yang berkompeten dalam bidangnya untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak.
"Tujuan kami bagaimana kesan terhadap anak-anak ini dapat berubah, yang selalu dianggap sebelah mata jadi berubah. Jadi ketika mereka lulus sekolah sudah memiliki bakat ataupun bisa hidup dengan mandiri dengan keahliannya sehingga pandangan orang akan berubah kepada mereka," katanya.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada beberapa anak panti yang menjadi instruktur outbond di beberapa sekolah dan ada juga yang dimintai bantuannya untuk membuat kue ketika ada pesta oleh beberapa chef.
"Kami telah menghadirkan chef, pelatih outbond, batik tulis lampung serta lainnya. Untuk pelatihan batik lampung ini mereka baru pertama kali adakan kegiatan di sini dan rencananya mereka akan secara bertahap mengajarkan kepada anak-anak," kata dia.
Sebenarnya, kampung belajar D'lima tidak hanya diperuntukkan untuk anak-anak panti yang ada di bawah naungannya akan tetapi komunitas dan panti asuhan mana pun boleh memakai kampung belajar ini asalkan di dalamnya bukan sekedar kumpul, makan dan pulang.
"Iya, boleh siapa saja tapi di dalamnya harus ada learning, edukasi yang bermanfaat bagi anak-anak. Ini kan baru tiga panti yang selalu mengikuti kegiatan, rencananya kami ingin menjamah panti-panti yang ada di Bandarlampung ikut dalam kegiatan kami," kata dia.
Sementara itu Owner Batik Tulis Lampung Deandra Andri Saprianto, mengatakan bahwa tujuannya memberikan pelatihan kepada para anak-anak panti asuhan di kampung belajar D'lima agar mereka dapat mengetahui apa itu Batik Tulis Lampung.
"Di sini kami mengajarkan anak-anak bagaimana proses pembuatan batik tulis Lampung, dari cara menggambar, pencantingan lilin, hingga mewarnai di kain," kata dia.
Menurut dia, kegiatan ini juga sekaligus memberikan pengetahuan kepada anak-anak panti asuhan yang berada di Kampung Belajar D'lima dalam membedakan mana batik tulis dan batik cetak (printing).
"Di sini kami baru satu kali mengadakan kegiatan ini, namun nanti ada yang ke dua dan ketiganya. Ini juga sekalian mengajarkan kepada mereka untuk mencintai budaya kita, khususnya Lampung," katanya.*