Jakarta (ANTARA) - Mantan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengharapkan Bulog melaporkan dugaan penyimpangan atau kampanye negatif yang dilakukan oknum penyalur beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Kalau ada yang bermain-main, diproses hukum saja sehingga tidak jadi polemik," kata Sutarto dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis.
Sutarto mengatakan pelaporan kepada penegak hukum bisa menyelesaikan masalah penyimpangan atau kampanye negatif yang menyebutkan beras Bulog berkualitas buruk sehingga menghambat penyaluran BPNT.
"Kalau ada masalah tinggal dibuktikan yang mana," kata Sutarto.
Terkait penyaluran BPNT ini, ia mengusulkan penyaluran beras bisa dilakukan lebih cepat sejak awal Januari, agar hasil menjadi lebih optimal dan tidak ada beras menumpuk di gudang.
"Coba kalau sudah dimulai sejak Januari lalu, artinya sebagian besar berasnya sudah keluar kemudian bisa membeli beras yang baru," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, pengamat ekonomi Indef Rusli Abdullah mengharapkan adanya sistem penyaluran yang lebih efekfif salah satunya dengan membagi wilayah atau regional distribusi beras BPNT.
Misalnya, tambah dia, Bulog memegang penuh distribusi di bagian Pulau Jawa atau Sumatera, sedangkan pemasok lain di pulau lain.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya upaya agar beras tidak terlalu lama menumpuk di gudang agar kualitas beras BPNT medium ke atas tetap terjaga.
Sementara itu, Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menduga jauhnya penyerapan penyaluran beras Bulog lewat program BNPT karena adanya kesalahan internal.
Oleh karena itu, menurut dia, Bulog harus memperbaiki sistem pengadaan sejak dari perencanaan hingga eksekusi di lapangan.
Uchok juga mengharapkan adanya kepemimpinan di Bulog yang mau mengambil risiko dan mampu melayani masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut realisasi penyaluran beras untuk program BPNT baru mencapai 30.000 ton dari alokasi yang sudah disiapkan sebesar 700.000 ton hingga akhir 2019.
Budi Waseso pesimistis BUMN sektor pangan tersebut tidak mencapai target penyaluran hingga akhir tahun karena kejahatan yang dilakukan oknum atau mafia penyalur beras BPNT.
Menurut dia, salah satu modus penyimpangan yang dilakukan para penyalur beras BPNT adalah dengan melakukan kampanye negatif terhadap beras produksi Bulog.
Oknum melakukan manipulasi dengan cara menukar beras Bulog dengan beras lain yang kualitasnya lebih rendah ke dalam kantung bermerek Bulog.
Akibatnya, masyarakat penerima bantuan terkecoh dan mengira bahwa beras bermutu rendah, yakni bau, berkutu dan kusam, adalah beras produksi Bulog.
Buwas memprediksi dengan hambatan yang terus terjadi ini, Bulog hanya akan mampu menyalurkan beras sekitar 90.000 ton hingga akhir tahun.
"Saya minta bantuan agar mafia tidak kurang ajar terus. Paling-paling kalau terus begini, cuma tersalur 90.000 ton," kata dia.
Berita Terkait
Menko Pangan pastikan stok beras aman jelang Natal dan Tahun Baru
Senin, 11 November 2024 10:16 Wib
Menko Pangan pastikan stok beras aman jelang Natal dan Tahun Baru
Minggu, 10 November 2024 14:50 Wib
Sebanyak 61.816 KPM di Kota Bandarlampung tercatat terima bantuan beras
Jumat, 25 Oktober 2024 15:58 Wib
Penyaluran beras Program SPHP di Lampung per Oktober 2024 capai 32.502 ton
Senin, 21 Oktober 2024 20:36 Wib
Bulog Lampung sebut stok beras 49.240 ton penuhi konsumsi hingga Maret 2025
Senin, 21 Oktober 2024 15:38 Wib
Eks penyidik sebut KPK bisa panggil Kepala Bapanas terkait kasus demurrage
Jumat, 18 Oktober 2024 11:25 Wib
Ekonom nilai Kepala Bapanas kurang mumpuni dalam pengelolaan pangan dalam negeri
Senin, 30 September 2024 11:56 Wib
Ekonom sebut figur pengganti Kepala Bapanas harus orang yang mumpuni
Jumat, 27 September 2024 18:46 Wib